Bakar Jerami Bukan Bikin Tanah Subur

JABARNEWS | MAJALENGKA – Musim panen saat ini membuat mayoritas petani membakar jerami. Tujuannya untuk memudahkan sampah tanaman padi tersebut hilang secara cepat, selain itu dengan cara membakarnya maka kesuburan tanah meningkat.

Namun, teori dan cara yang dilakukan sebagian masyarakat petani di Majalengka adalah cara yang salah kaprah. Sebab menurut teori yang benar, jerami tersebut tidak perlu dibakar, dengan cara membakarnya maka kandungan unsur hara aktif bisa musnah.

Baca Juga:  Anggaran PJU dan PJL di Kota Bandung Capai Rp63 Miliar

Hal ini diungkapkan salah seorang penyuluh pertanian yang tinggal di wilayah Palasah-Majalengka, Suharta. Ia mengatakan cukup kesulitan untuk menyadarkan para petani, agar tidak membakar jerami setelah panen selesai.

“Terkadang bosan mengingatkan para petani jangan membakar jerami, sebab kandungan alaminya seperti sampah organik. Bisa menyuburkan tanah dua kali lipat daripada dengan membakarnya,” ungkapnya, Senin (9/7/2018).

Baca Juga:  Heboh Penyegelan Kantor DPC PDIP Cirebon, Begini Kronologinya

Suharta menyebutkan berdasarkan kajian yang ia telusuri di berbagai sumber, bahwa membakar jerami menghilangkan sebagian besar unsur hara seperti Si 4-7 persen, K20 1,7 persen dan kandungan unsur hara lainnya. Sementara jika Jerami itu dibiarkan maka akan berfungsi seperti kompos alami, yang akan mampu untuk memperbaiki sifat tanah, fisik tanah, kimia dan biologi tanah.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Dua Orang Pelaku Pembunuhan Perempuan yang Tewas di Arcamanik

“Kalau dibakar, jeraminya itu akan menurunkan kesuburan tanah. Sering kita mendengar panen semakin menurun akhir-akhir ini. Bisa jadi karena petaninya membakar jerami saat panen sebelumnya. Saya bukan ahli pertanian, tapi saya ingin belajar, dan tidak ada salahnya menerapkan teori dan konsep yang benar,” ungkapnya. (Rik)

Jabarnews | Berita Jawa Barat