JABARNEWS | BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung menegaskan perubahan pendekatan dalam menarik investasi dengan memperkenalkan tiga skema baru yang menempatkan pemerintah sebagai mitra, penghubung, dan enabler bagi pelaku usaha. Dalam forum Bandung Investment Forum 2025, Pemkot menekankan peran proaktif pemerintah untuk mengawal penuh proses investasi agar berjalan lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan investor.
Tiga Skema Investasi Jadi Terobosan Baru
Pemerintah Kota Bandung terus memperkuat strategi dalam menarik investasi melalui gelaran Bandung Investment Forum di Hotel Aryaduta pada Senin, 17 November 2025. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa forum ini menjadi terobosan untuk membuka ruang kerja sama yang lebih fleksibel bagi calon investor.
“Acara kali ini adalah terobosan pendekatan baru kepada para calon investor. Ada tiga skema investasi yang kami siapkan,” ujar Farhan.
Tiga skema tersebut meliputi:
1. Pemerintah sebagai mitra investasi, yaitu bekerja bersama investor dalam pengembangan aset atau program.
2. Pemerintah sebagai matchmaker dan regulator, yaitu mempertemukan dua perusahaan atau pihak swasta yang berminat menjalin kerja sama atau joint venture di Kota Bandung.
3. Pemerintah sebagai enabler, yaitu pemerintah hadir penuh membantu perusahaan yang ingin berinvestasi, memberikan dukungan regulasi hingga memastikan proses investasi berjalan lancar.
Farhan menegaskan pentingnya skema ketiga. “Yang ketiga ini penting. Pemerintah hadir sebagai enabler, artinya membantu perusahaan memaksimalkan investasi mereka. Kami tidak hanya menunggu, tetapi aktif mengawal,” ujarnya.
Tantangan Keterbatasan Lahan dan Peran Proaktif Pemerintah
Selanjutnya, Farhan menyinggung tantangan geografis yang kini dihadapi Kota Bandung. Menurutnya, keterbatasan lahan berdampak langsung terhadap kenaikan harga tanah dan nilai investasi.
“Lahan kita makin sempit, otomatis harga naik. Artinya nilai investasi juga ikut meningkat. Yang paling penting adalah meningkatkan peluang realisasi investasinya, dan di situlah pemerintah harus hadir,” jelasnya.
Karena itu, pemerintah menekankan perlunya langkah proaktif. Pemerintah tidak lagi menunggu investor datang, tetapi secara langsung menawarkan peluang investasi yang telah dipetakan.
Pemkot Tawarkan 11 Aset Strategis kepada Investor
Dalam sesi yang sama, Kepala DPMPTSP Kota Bandung, Eric M. Attauriq, menjelaskan bahwa pemerintah menawarkan 11 aset milik Pemkot Bandung kepada calon investor potensial. Tawaran ini tidak lagi berfokus pada mekanisme sewa, melainkan diarahkan menuju kerja sama jangka panjang yang mampu memberikan nilai tambah bagi kota.
“Hari ini kami menawarkan sekitar 11 aset Pemerintah Kota Bandung kepada para calon investor potensial. Mereka nanti akan menyampaikan surat minat untuk bekerja sama,” kata Eric.
Eric juga menyebut bahwa sejumlah investor yang sebelumnya telah berminat pada enam sampai tujuh proyek investasi telah diundang secara langsung untuk melihat peluang tersebut. Salah satu yang dianggap menarik adalah eks TPA Pasir Impun.
“Eks TPA Pasir Impun ini menarik. Memang dulunya tempat pembuangan sampah, tapi dengan konsep yang tepat dan dukungan investor serta perbankan, lahan 9,8 hektare ini bisa diracik menjadi kawasan baru yang produktif,” ujarnya.
Realisasi Investasi Lampaui Target
Eric melaporkan bahwa realisasi investasi Kota Bandung pada triwulan III 2025 telah mencapai Rp10,1 triliun, melampaui target rata-rata yang ditetapkan sebesar Rp7 triliun. Ia menilai capaian ini sebagai bukti kuat bahwa Bandung masih menjadi daerah unggulan bagi investor.
“Alhamdulillah, realisasi investasi kita sudah berada di atas target. Ini menjadi bukti bahwa Bandung tetap menarik bagi investor,” tuturnya.
Dalam rangkaian forum tersebut, pemerintah mengundang 105 investor, dan sekitar 50 investor telah hadir dalam sesi khusus bersama Wali Kota Bandung. Eric menegaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini akan mencapai puncaknya dalam Bandung Investment Summit, yang dijadwalkan berlangsung pada 25 November 2025 di Pengadilan Tipikor sebagai forum tindak lanjut kebijakan investasi.
“Tugas ke depan memang berat. Karena itu arahan Pak Wali adalah pemerintah harus proaktif. Jangan menunggu investor mengetuk pintu, tapi kita yang menawarkan peluang secara langsung. Tantangannya adalah bagaimana semuanya bisa terintegrasi di tahun 2026, dan kami siap menjembatani,” ujar Eric.(Red





