“ini bukan sekadar karya, namun sebuah usaha dan perjuangan melestarikan aksara Sunda. Boleh saya bilang ini adalah gerakan revolusi memberantas buta huruf aksara Sunda,” ujarnya.
Ivan berharap Buku Calakan bisa masuk ke SIBI Kemdikbud sehingga setiap sekolah bisa membeli melalui anggaran BOS.
Ia juga menekankan pentingnya kebijakan dari pemerintah Kota Tasikmalaya, seperti Perda atau Perwalkot, untuk menjadikan aksara Sunda sebagai muatan lokal resmi di seluruh sekolah, tidak hanya di SDN 1 Gunungpereng, dan di masa depan bisa diperluas ke seluruh Jawa Barat.(red)





