Bikin Merinding, Mengenang 16 Tahun Gempa dan Tsunami di Aceh

JABARNEWS | BANDUNG – Tepat pada tanggal 26 Desember, 16 Tahun yang lalu gempa dan tsunami menghujam pesisir Aceh. Ratusan ribu nyawa melayang. Hampir setengah juta rumah penduduk hancur dilanda bencana terbesar di abad 21 itu. Bencana mahadahsyat ini bahkan terdampak hingga ke 14 negara.

Kala itu, gempa berkekuatan magnitudo 9,1 mengguncang laut Samudera Hindia. Pusatnya berada di 160 km arah barat, Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Beberapa lembaga dunia berbeda pendapat soal kekuatan gempa mulai dari 9,1 hingga 9,3. Namun sejumlah lembaga internasional sepakat menggunakan angka 9,1 – 9,2 untuk mengukur guncangan saat itu.

Selain Indonesia, lindu ikut dirasakan sejumlah negara lain di antaranya Malaysia, Thailand, Singapura, India, Sri Lanka hingga Burma. Gempa ini menurut sejumlah studi berlangsung beberapa kali selama 10 menit.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Ingin Desa Jadi Pusat Ekonomi Masyarakat di Masa Depan

15 menit berselang, gelombang besar setinggi 10 – 20 meter menerjang pesisir Aceh. Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh Jaya, hingga Kabupaten Aceh Barat disapu oleh gelombang hitam tersebut. Wilayah itu mengalami dampak paling parah. Daerah lain seperti Pidie, Bireuen dan Lhokseumawe ikut terimbas gelombang.

Studi United State Geological Survey (USGS) melalui sejumlah simulasi animasi menunjukkan bahwa gelombang besar tersebut juga menghantam daratan Sri Lanka dan India. Dampak lainnya juga dialami Burma dan sebagian negara di timur Afrika.

Dari 14 negara terdampak, korban jiwa akibat bencana itu diperkirakan antara 230.000 – 280.000 jiwa. Dari total tersebut, sekitar 170.000 korban di antaranya berasal dari Provinsi Aceh.

Baca Juga:  Daftar Bakal Calon Anggota DPD RI Dapil Jawa Barat, Mulai Artis hingga Komedian

Riset The Incorporated Research Institutions for Seismology (IRIS) hanya menyebut “hampir 300.000 jiwa” meninggal dunia. Sedangkan, American Association for the Advancement of Science (AAAS) mencatat setidaknya 283.000 orang kehilangan nyawa.

Pun data ini beragam, para ilmuan menyepakati gempa tersebut merupakan guncangan terbesar dalam 40 tahun terakhir (pada saat 2004) atau 56 tahun hingga 2020. Gempa terbesar sebelumnya terjadi di Alaska pada 1964 dengan magnitudo 9,2.

Gempa besar di Sumatra – Andaman pada 2004 silam juga bukan gempa pertama. Studi IRIS menyebutkan bahwa gempa terakhir yang terjadi di lautan itu berlangsung pada 1833. Namun tak dijabarkan dampak dari bencana tersebut.

Gempa dan tsunami Aceh pada akhirnya menyimpan duka dan luka khususnya bagi sebagian besar masyarakat Serambi Mekkah. Ratusan ribu korban terdampak kehilangan harta, benda, dan sanak saudara.

Baca Juga:  Kabar Terbaru Soal Laporan Dugaan Korupsi Bintek Perangkat Desa di Garut ke KPK

Guna mengenang peristiwa itu, Aceh membangun Monumen Thanks To The World di Banda Aceh. Dari monumen itu terekam setidaknya 167.000 orang meninggal atau hilang saat bencana gempa dan tsunami, 3.000 kilometer jalan hancur, 120 jembatan rusak dan 500.000 orang memilih pindah dari Aceh.

Acara peringatan 16 tahun tsunami Aceh digelar di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh dengan membatasi peserta yang dapat hadir secara langsung,

Selain itu, rangkaian acara berlangsung sederhana mulai dari zikir dan doa bersama, pemutaran video ucapan selamat dari Forkopimda pembacaan ayat suci al-Quran dan shlawat badar, santuan anak yatim hingga tausyiah agama.

Penulis: Dewi Gayatri