Bocah 2 Tahun Berkelamin Ganda Di Subang Butuh Bantuan

JABARNEWS | SUBANG – Dunga bocah berusia dua tahun, lahir dengan kondisi memiliki kelamin ganda di Kabupaten Subang, tepatnya di Dusun Karangmekar, RT 04, RW 21, Kelurahan Cigadung, Kabupaten Subang.

Selain memiliki kelamin ganda, anak pasangan Yeni dan Heri ini menderita tumor pada bagian perutnya. Kondisi Dunga, yang semula tampak sehat dan selalu ceria, sejak tiga bulan lalu atau Agustus, mengalami perubahan drastis.

“Dia menjadi rewel dan suka menangis, mungkin ini karena kondisi perutnya yang terus membesar,” kata Yani Setiani Ibunda Dunga sambil menggendong Dunga , Rabu (14/11/2018)

Baca Juga:  Begini Strategi Jabar Tingkatkan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Kondisi ini, membuat kedua orangtua Dunga bingung. Untuk menentukan kelaminnya, Dunga harus diobati. Apa daya, orangtuanya tak memiliki biaya.

“Tapi saya lebih cenderung jenis kelamin Dunga adalah laki laki. Saya hanya bisa berdoa semoga yang dialami anak saya ini segera berakhir,” ucap Yeni

Kini, Yeni dan Heri hanya bisa berharap uluran tangan dari para dermawan agar sang anak bisa tumbuh normal seperti anak-anak lainnya. Terlebih, dengan kondisi perutnya yang terus membesar.

Baca Juga:  TPA Darurat Cicabe Kembali Ditutup, Ema Sumarna Kondisi Sampah di Kota Bandung

“Saya bersama suami ingin sekali membawa Dunga ke rumah sakit agar ke depannya anak saya bisa tumbuh normal,” ucap Yeni

Namun, kehidupan mereka yang pas-pasan membuat mereka tidak bisa berbuat apa apa. “Kami bingung harus mencari biaya ke mana untuk biaya pengobatan Dunga,” keluhnya.

Yeni mengungkapkan, kelainan yang dialami Dunga baru diketahui setelah usai melahirkan. Saat hamil, Yeni mengaku tidak ada hal ganjil dari kandungannya.

“Saya bersama suami sempat membawa Duga ke Puskesamas dan Rumah Sakit Umum Ciereng Subang,” katanya

Baca Juga:  Eril Belum Ditemukan di Sungai Aare Swiss, Sang Kekasih Nabila Ishma Ungkapkan Kerinduan

Dari RS Ciereng, Dunga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. “Tapi saya gak tahu, apakah nantinya dioperasi atau tidak. Kata Dokter lihat perkembangannya dulu,” kata Yeni.

Saat itu, dokter menyatakan harus dicek hormon dulu agar bisa mengetahui gen Dunga cenderung berjenis kelamin apa.

Namun karena keterbatasan biaya, Heri yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini tak mampu memeriksakan Dunga lebih lanjut. (Mar)

Jabarnews | Berita Jawa Barat