Cegah Meluasnya Klaster Baru, Satgas Covid-19: Lindungi Populasi Rentan

JABARNEWS | JAKARTA – Juru Bicara Satgas Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan sebagai bentuk upaya mencegah munculnya klaster baru yaitu dimulai dari melindungi populasi rentan dari terpaparnya Covid-19.

Wiku mengungkapkan adanya klaster baru yaitu klaster panti sosial di DKI Jakarta dan klaster pesantren di Tasikmalaya.

Klaster yang ditemukan pada daerah yang populasinya mirip yaitu organisasi yang tinggal bersama seperti panti jompo, panti sosial, dan juga narapidana.

Baca Juga:  Uu Ruzhanul Ulum Ingin Masyarkat Jaga Kesucian Ramadhan, Begini Caranya

Wiku menjelaskan bahwa meskipun mobilitasnya minim, tetapi memiliki resiko yang cukup besar, karena tinggal bersama yang relatif berjarak dekat.

“Pada populasi binaan seperti ini, umumnya tinggal di ruangan yang terbatas atau tertutup. Karenanya saat ada kasus aktif di sekitar mereka, maka dengan mudahnya virus dapat menyebar dari orang ke orang dan akan menimbulkan klaster,” ucap Wiku pada Selasa (16/2/2022) yang disiarkan kanal BNPB Indonesia.

Baca Juga:  Rumah Janda Di Tambaksari Ciamis Ambruk Akibat Hujan Deras

WHO menyatakan, populasi seperti ini beresiko rentan, penyebab kerentanan ini adalah jika tempat berdesakan dan tidak layak, akses air bersih dan lingkungan baik kurang, ketergantungan upah harian, akses pelayanan kesehatan kurang, kerentanan bahan pangan dan malnutrisi, lingkungan konflik yang bersenjata dan kekerasan, dan komunitas marjinal dan minoritas.

Satgas Covid-19 meminta masyarakat untuk bergotong royong sebagai upaya antisipatif memprioritaskan populasi rentan.

Baca Juga:  Ema Sumarna Apresiasi Kepemimpinan Jabar Juara: Luar Biasa!

Wiku menjelaskan apabila ditemukan kasus positif, maka perlu dilakukan adanya penyesuaian skenario pengendalian berdasarkan kondisi yang ada, yaitu menyesuaikan status zonasi RT/RW setempat.

“Kita tentunya berharap bahwa usaha kita untuk melaksanakan intevensi yang spesifik dan semamkin dekat dengan hulu atau sumber penularan, akan semakin mempercepat upaya pendeteksian dini dan upaya pencegahan kasus sehingga klaster baru dapat dicegah,” pungkas Wiku.

Penulis: Hilmi Ananda