Ia menyoroti praktik penahanan ijazah oleh sekolah-sekolah sebagai contoh nyata perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam.
“Sebanyak 600.000 ijazah ditahan. Apakah kalau diberikan sekolah akan bangkrut? Jangan bunuh masa depan anak hanya karena tunggakan Rp1 juta,” tegasnya.
KDM juga menyinggung masalah sosial lain seperti kawin kontrak, buruh migran yang tak pulang bertahun-tahun, hingga anak-anak yang takut pulang ke rumah karena lingkungan rusak.
“Kita deklarasikan diri sebagai provinsi religius, tapi kenyataan di lapangan jauh dari itu,” tandasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News