“Jembatan ini harus dibongkar dan dibangun kembali dengan bentuk melengkung agar air tidak terhambat. Selain itu, perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan kerusakan hutan akibat pembalakan liar juga menjadi penyebab utama banjir ini,” jelasnya.
Dalam proses pembersihan, Dedi menemukan berbagai jenis sampah, mulai dari perabotan rumah tangga hingga pakaian bekas. Ia menekankan bahwa sebagian besar sampah yang menyumbat sungai adalah material lama yang tidak dikelola dengan baik.
“Ada berbagai macam sampah, mulai dari kasur, bantal, guling, hingga pakaian dalam. Ini menunjukkan bahwa masih banyak warga yang membuang sampah ke sungai tanpa berpikir panjang tentang dampaknya,” kata Dedi.
Banjir bandang yang terjadi sebelumnya telah mengakibatkan kerusakan parah pada rumah-rumah warga, bahkan menelan korban jiwa. Pasar Palabuhanratu pun ikut terdampak, sementara sebuah mobil wisatawan di Dermaga terseret arus banjir.