Disdikpora Akui Trauma Healing Sangat Dibutuhkan Siswa Korban Gempa Cianjur

Korban saat dipengungsian usai gempa di Kabupaten Cianjur. (Foto: Istimewa).

“Pembelajaran yang pertama tentu kita trauma healing dulu, itu pembelajaran pertama. Untuk memulihkan dulu semangat belajar anak-anak, untuk menghilangkan dulu trauma atas kejadian ini yang kita lakukan. Setelah itu ternyata bisa kita selesaikan, baru kita masuk ke konsep pembelajaran,” jelasnya.

Menurut Akib, hingga saat ini banyak pihak yang sudah menawarkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang ahli di bidangnya atau psikolog, termasuk dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yayasan, serta perguruan tinggi.

Baca Juga:  Lokasi SIM Keliling Purwakarta Hari Ini Kamis 29 Desember 2022

“Jadi tidak khawatir (kekurangan) karena kelihatannya yang menyediakan diri untuk memberikan SDM psikolog untuk trauma healing ini begitu banyak. Nanti tata kelolanya kita siapkan,” tuturnya.

Baca Juga:  Soal Pasar Mangkrak di Cianjur Selatan, Herman Suherman: Saya Pusing!

Di samping itu, terkait masa ujian akhir sekolah (UAS) pada Desember, Akib mengatakan pihaknya optimis ujian tersebut dapat diselenggarakan di wilayah Kabupaten Cianjur walaupun jika harus dilakukan di tenda kelas darurat.

Baca Juga:  Stabilkan Harga Pangan di Bogor, Ade Yasin Usulkan Operasi Pasar Khusus Pedagang

Per 23 November 2022, rekapitulasi data sementara Disdikpora Cianjur mencatat setidaknya terdapat 211 siswa korban luka ringan, 5 siswa korban luka berat, dan 32 siswa korban meninggal dunia. Sementara guru, tercatat sebanyak 34 korban luka ringan, 21 korban luka berat, dan 3 korban meninggal dunia. (Red)