Disnakertrans: TKI Asal Cirebon Dari Tahun Ke Tahun Menurun

JABARNEWS | KAB. CIREBON – Angka tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Cirebon mengalami penyusutan drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu berdasarkan data yang dikantongi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cirebon.

Kadisnakertrans Kabupaten Cirebon, Abdullah Subandi mengatakan, jumlah TKI asal Kabupaten Cirebon pada 2018 ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Abdullah pun menuturkan jumlah TKI dari tahun ke tahun.

“Tahun 2016 itu jumlah TKI di kita ada sekitar 8.500 orang. Di tahun 2017 lalu menyusut menjadi 8.300 orang. Nah, per bulan Juli 2018 itu kembali menyusut menjadi 5.600 orang,” ungkapnya.

Baca Juga:  Herman Suyatman: 391.575 Wisatawan Berlibur di Jabar Selama Libur Lebaran

Menurutnya, penurunan jumlah TKI asal Kabupaten Cirebon disebabkan karena beberapa hal. Salah satu faktor turunnya jumlah TKI, lantaran aturan ketat bagi tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri.

“Karena memang ada aturan yang cukup ketat di berbagai negara untuk menjadi tenaga kerja. Bahkan banyaknya tenaga kerja yang tidak resmi sekarang dikenakan hukuman, sehingga karena ketatnya aturan sangat memungkinkan para calon TKI asal Kabupaten Cirebon mengurungkan niatnya menjadi TKI,” ujarnya.

Baca Juga:  Dinkes Kota Bandung Imbau Masyarakat Waspada DBD

Pemerintah, lanjut Abdullah, telah meluncurkan program Desa Migran Produktif (Desmigratif) untuk meningkatkan kesejahteraan kepada keluarga dan TKI.

“Jadi program Desa Migran Produktif ini sasarannya adalah di mana desa yang paling banyak penduduknya menjadi TKI. Untuk Kabupaten Cirebon ada 4 desa, yaitu Desa Rawaurip, Kertasura, Grogol serta Wiyong,” bebernya.

Baca Juga:  Setelah Dua Pekan Lebih Tutup, Pasar Ingon-ingon Ciwareng Purwakarta Kembali Dibuka

Desa Migran Produktif ini, menurut Abdullah, akan diberikan berbagai macam keterampilan untuk digunakan berwirausaha. “Jadi misalkan Desa Rawaurip itu keterampilan membuat garam yodium, Desa Wiyong membuat sprei. Sehingga memang lebih kepada pelatihan keterampilan wirausaha,” tuturnya. (Abh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat