Dua Planet Bertabrakan di Antariksa

JABARNEWS | BANDUNG – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan dua exoplanet yang bertabrakan. Keduanya saling bertubrukan di jalur sistem bintang BD+ 20 307 yang berjarak sekitar 300 tahun cahaya di rasi bintang Aries.

Fenomena tersebut diperkirakan terjadi pada 10 tahun yang lalu. Hal ini terdeteksi oleh NASA karena puing-puing berdebu tingkat tinggi di jalur sistem tersebut, yang mengindikasikan kuat kalau dua planet telah bertabrakan.

“Sepuluh tahun yang lalu, para ilmuwan berspekulasi bahwa debu hangat dalam sistem ini adalah hasil dari tabrakan antar planet,” kata NASA dikutip Mirror awal pekan lalu.

Baca Juga:  Aliansi Ormas & LSM Se-Kota Bekasi Sepakat Tolak Keras Radikalisme Dan Terorisme

“Sekarang, misi SOFIA NASA menemukan lebih banyak debu hangat, lebih jauh mendukung bahwa dua planet ekstrasur berbatu bertabrakan,” sambungnya.

Meskipun kedua planet ini berada jauh dari tata surya kita. Namun NASA menambahkan bahwa temuan ini dapat membantu untuk membangun gambaran yang lebih lengkap tentang sejarah tata surya.

Dalam laporannya, NASA juga menjelaskan kalau tabrakan kedua planet tersebut mirip sekali dengan jenis peristiwa bencana yang akhirnya menciptakan Bulan.

Baca Juga:  Ini Keunggulan Bibit Kelapa Hibrida

Bulan sendiri terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, atau sekitar 30-50 juta tahun setelah ditemukannya asal usul Tata Surya.

Lebih jelasnya, Jan Heldmann, seorang ilmuwan dari NASA, menjelaskan Bulan tercipta dari puing-puing yang dilemparkan ke orbit oleh tabrakan besar-besaran antara Bumi-proto yang yang berukuran lebih kecil dengan planetoid lain, seukuran Mars.

“Awalnya Bulan berputar lebih cepat, tetapi karena tidak bulat sempurna dan menonjol sedikit di khatulistiwa, orbitnya melambat dan akhirnya menjadi terkunci secara tidal,” ujar Heldmann.

Baca Juga:  Gara-gara Ini, Yunus Nusi Ikhlas Mundur dari Waketum PSSI Demi Zainudin Amali

Lebih lanjutnya, Heldmann mengibaratkan tonjolan di sepanjang garis Bumi-Bulan menyebabkan torsi, memperlambat putaran Bulan, sama seperti pemain skateboard yang secara bertahap terbuka untuk memperlambat putaran.

“Ketika putaran Bulan melambat cukup untuk menyamai laju orbitnya, tonjolan itu sejajar dengan Bumi, itulah sebabnya kita selalu melihat sisi yang sama dari Bulan,” jelas Heldmann. (Red)