Namun sejak itu, tidak ada lagi penulisan sejarah besar tentang perjalanan bangsa secara menyeluruh.
“Selama 26 tahun terakhir, kita tidak menulis sejarah nasional secara utuh. Maka, proyek 10 jilid ini akan mencakup dari prasejarah hingga pelantikan Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.
Fadli memastikan bahwa timnya tidak menulis dari nol, melainkan melanjutkan dan memperluas apa yang belum ditulis dalam versi-versi sebelumnya.
Proyek ambisius ini melibatkan 113 sejarawan dari 43 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dengan berbagai gelar akademik seperti doktor, profesor, hingga guru besar, yang menulis mulai dari masa prasejarah 1,8 juta tahun lalu hingga masa kini.
Penulisan telah mencapai sekitar 70 persen, dan meski dikritik oleh sejumlah kalangan seperti arkeolog Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang menyebut penulisan sejarah idealnya butuh waktu 10 tahun, Fadli menilai waktu pengerjaan saat ini sudah cukup.