“Seluruh proses efisiensi dilakukan secara akuntabel. Dana untuk bidang pariwisata dan kebudayaan digunakan untuk penataan kawasan wisata, pentas seni, hingga riset dan penerbitan buku budaya di berbagai wilayah Jawa Barat,” jelasnya.
Herman juga meluruskan bahwa kegiatan safari pembangunan “Nganjang Ka Warga” bukan perjalanan dinas, melainkan program terobosan yang memberikan layanan langsung gratis kepada masyarakat.
Kegiatan ini sudah dilaksanakan dua kali, yakni di Sumur Bandung (Kota Bandung) dan Dayeuhkolot (Kabupaten Bandung), dan akan terus berlanjut ke seluruh kabupaten/kota di Jabar.
“Antusiasme warga sangat tinggi. Ini bukan sekadar hiburan, tapi ada tuntunan pembangunan yang disampaikan melalui seni pertunjukan khas Sunda,” ucapnya.
Dalam pergeseran APBD 2025, Pemprov Jabar juga mencatat pengurangan perjalanan dinas sebesar Rp390 miliar, atau turun lebih dari 51 persen dari anggaran sebelumnya.