Saat ini tim kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut di lokasi kejadian.
Dalam surat wasiat yang ditulis dengan bahasa Sunda, korban menyampaikan kelelahan menghadapi masalah hidup, terutama soal utang dan kondisi rumah tangganya. Ia juga meminta maaf kepada orang tua serta keluarga karena merasa sudah banyak merepotkan.
Terjemahan isi surat tersebut antara lain berbunyi:
“Saya sudah lelah lahir batin, terhimpit utang yang tidak ada habisnya. Saya lelah punya suami yang penuh kebohongan dan tidak ada kesadarannya. Saya pikir kalau saya dan anak sudah mati, mungkin dia baru sadar. Maafkan saya karena tidak bisa membalas budi kepada orang tua dan kakak-kakak.”
Polda Jabar menyatakan akan mendalami motif di balik aksi nekat tersebut, termasuk memeriksa kondisi psikologis korban serta masalah keluarga dan ekonomi yang menjeratnya.