Menurut Fajar, kondisi keuangan Majalengka saat ini cukup terbatas. Tidak adanya bantuan dari provinsi membuat APBD harus bekerja ekstra keras menutup berbagai kebutuhan.
Ia berharap dana Rp171 miliar tersebut bisa dimaksimalkan untuk menjalankan visi pembangunan Bupati pada tahun 2025.
“Kalau fokus utamanya pengentasan kemiskinan, mari alokasikan ke sana. Bisa ke Dinas Sosial, Dinas Pertanian, atau infrastruktur pendukung. Tapi harus ada kesinambungan, jangan hanya setahun selesai,” tegasnya.
Di sisi lain, Eman masih menyimpan harapan agar BIJB kembali hidup. Ia menanggapi wacana pengurangan maskapai di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebagai peluang strategis bagi Kertajati.





