Isu Kudeta Demokrat Kian Mencuat, AHY Diminta Gandeng Gatot Nurmantyo

JABARNEWS | JAKARTA – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, disarankan agar diajak bergabung ke Partai Demokrat, setelah menyususul isu kudeta terhadap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mencuat dengan adanya keterlibatan Moeldoko.

Hal tersebut disapaikan Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy Satyo Purwanto, menilai AHY disarankan sudah selayaknya mengundang Gatot Numantyo utuk bergabung ke partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca Juga:  Antisipasi Kekeringan Karena El Nino, BPBD Jabar Lakukan Hal Ini

Menurut Satyo, Demokrat dan AHY perlu memandang serius isu kudeta ini. Terlebih lagi, kata dia, muncul narasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) merestui kudeta itu.

“AHY harus segera memposisikan diri untuk tidak dimangsa oleh Moeldoko, apalagi jika dukungan Jokowi kepada Moeldoko benar adanya. Bukan hanya klaim dan hanya sebuah kebohongan belaka,” beber aktivis 98 itu, dilansir dari JPNN.com.

Baca Juga:  Bawaslu Jabar Terus Dorong Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Pemilu 2024

Menurut Satyo, saat ini Gatot menjadi simbol oposisi terhadap pemerintah. Hal itu terlihat dari diterimanya manuver politik Gatot bersama Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) oleh masyarakat.

Selain itu, kata dia, selama pemerintahan era Jokowi, Gatot dan Demokrat tampak memiliki suara yang sama. Misalnya ketika Gatot bersama Demokrat bersuara menolak UU Omnibus Law.

Baca Juga:  Elina Keramik, Produk Kriya Kota Bandung yang Tembus Mancanegara

Menurut Satyo, ketika AHY menggandeng Gatot, konsolidasi internal Demokrat akan semakin kuat. Ujungnya upaya kudeta di Demokrat bisa diantisipasi.

“Dapat dipastikan Gatot merupakan ancaman serius bagi rencana keberhasilan Moeldoko ke depan. Selain itu, Gatot juga menjadi pesaing Moeldoko dikalangan mantan tentara maupun di Partai Demokrat yang dipimpin AHY,” ujar dia. (Red)