“Sampah elektronik itu tersebar di mana-mana dan belum ada sistem pengelolaan khusus yang masif. Langkah kecil seperti dropbox ini sangat penting untuk edukasi,” ujar Andy.
Hal senada diungkapkan Founder of Asah dan Co-founder Parongpong Gadis Prawewari. Ia menyebut, belum banyak masyarakat yang sadar bahwa sampah elektronik tidak bisa melebur di tanah, sehingga edukasi berkelanjutan menjadi kunci.
“Saya pernah mengunjungi TPA Leuwigajah, dan masih banyak warga yang buang sampah elektronik sembarangan. Kita perlu memberitahu bahwa e-waste bukan sampah biasa,” ucap Gadis.
Melalui Jaga Bumi, erafone tidak hanya menyediakan fasilitas, namun juga membangun kesadaran kolektif untuk menjadikan pengelolaan e-waste sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat urban yang berkelanjutan. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





