JABARNEWS | BANDUNG – Tingginya kasus HIV/AIDS yang kian mengkhawatirkan di Kota Bandung menjadi sorotan serius, terutama di tengah keterbatasan jumlah petugas kesehatan di lapangan. Menyikapi hal ini, Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Gunawan, mendorong keterlibatan aktif Karang Taruna dalam mendukung penanggulangan HIV/AIDS, khususnya melalui pendampingan dan pendataan di tingkat akar rumput.
Krisis HIV/AIDS: Ancaman Nyata yang Tak Bisa Dibiarkan
Dalam pemaparannya pada acara Pertemuan Deteksi Dini TB HIV AIDS bagi Karang Taruna dan Community Organizer yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rabu 21 Mei 2025, di Hotel Tebu Bandung, Andri menyampaikan bahwa kondisi HIV/AIDS di Bandung sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan.
“Upaya penanganan harus dilakukan secara masif. Ini bukan lagi tanggung jawab satu pihak saja. Karang Taruna harus terlibat aktif bahkan terjun langsung untuk membantu community organizer di masing-masing kecamatan,” tegas Andri.
Satu Petugas per Kecamatan Tak Cukup
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa saat ini jumlah petugas lapangan dari Dinas Kesehatan sangat terbatas—hanya satu orang untuk setiap kecamatan. Kondisi ini jelas tidak sebanding dengan luas wilayah dan kompleksitas tantangan di lapangan.
“Oleh karena itu, Karang Taruna perlu hadir sebagai mitra strategis. Dengan jumlah anggota yang tersebar hingga tingkat RT, Karang Taruna bisa mengambil peran penting dalam penjangkauan, pendataan, hingga pendampingan bagi warga yang terdampak atau rentan HIV/AIDS,” paparnya.
Kekuatan Jaringan Karang Taruna Jadi Kunci
Andri menilai bahwa Karang Taruna memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh struktur formal pemerintah: jaringan yang mengakar hingga ke lingkungan paling kecil. Inilah yang membuat peran mereka sangat krusial dalam membantu mengisi kekosongan sumber daya manusia di lapangan.
“Karena Karang Taruna punya anggota sampai dengan ke tingkat RT, jadi upaya penjangkauan, pendataan, hingga pendampingan bisa dilakukan oleh Karang Taruna untuk membantu keterbatasan petugas community organizer dari Dinas Kesehatan yang hanya seorang per kecamatan,” jelasnya lagi.
Kontribusi Nyata untuk Kota Bandung
Selain itu, Andri berharap agar peran Karang Taruna tidak hanya berhenti pada kegiatan sosial rutin, tetapi juga menjangkau isu-isu kesehatan masyarakat yang mendesak seperti HIV/AIDS. Menurutnya, keterlibatan ini tidak hanya bermanfaat bagi warga, tetapi juga menjadi bukti nyata kontribusi Karang Taruna dalam pembangunan kota.
“Harapannya, Karang Taruna bisa terus bekerja untuk masyarakat dan Kota Bandung,” ujar politisi yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial ini.
Sinergi untuk Masa Depan Sehat Kota Bandung
Dengan kolaborasi antara Dinas Kesehatan, Karang Taruna, dan community organizer, diharapkan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dapat berjalan lebih efektif dan menyentuh langsung lapisan masyarakat yang paling membutuhkan. Kota Bandung memerlukan gerakan bersama untuk menghadapi ancaman HIV/AIDS yang tidak bisa diselesaikan sendirian.
Langkah ini bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi juga investasi sosial jangka panjang demi menciptakan Bandung yang lebih sehat dan tangguh.(Red)