Daerah

Menjaga Kredibilitas di Era Digital: Pers Siap Hadapi Tantangan!

×

Menjaga Kredibilitas di Era Digital: Pers Siap Hadapi Tantangan!

Sebarkan artikel ini
Menjaga Kredibilitas di Era Digital: Pers Siap Hadapi Tantangan!
Kadiskominfo ota Bandung, Yayan Ahmad Brilayana hadir di acara PWI Kota Bandung.

JABARNEWS | BANDUNG – Persaingan ketat antara media konvensional dan media sosial menjadi tantangan besar bagi industri pers di era digital. Dalam acara FGD pengukuhan kepengurusan Kelompok Kerja (Pokja) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bandung, Sabtu (15/2/2025),

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilayana, menekankan pentingnya menjaga kredibilitas media dalam menghadapi arus informasi yang semakin cepat.

Selain itu, Diskominfo Kota Bandung juga mendorong media untuk berkontribusi dalam membangun citra positif kota melalui pemberitaan yang akurat dan konstruktif. Salah satu strategi yang diusulkan adalah pemanfaatan citizen journalism (jurnalisme warga) guna memperkaya variasi berita dan menghadirkan informasi yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Media Sosial dan Tantangan Kredibilitas

Kemajuan teknologi telah mengubah cara masyarakat mengonsumsi berita. Informasi kini tersebar dengan cepat melalui media sosial, sering kali tanpa verifikasi yang memadai. Hal ini menjadi tantangan besar bagi media konvensional yang mengutamakan akurasi dan kredibilitas.

Baca Juga:  Herman Suryatman Ajak Majelis Musyawarah Sunda Kolaborasi untuk Kemajuan Jawa Barat

“Saat ini, media harus bersaing dengan kecepatan arus informasi di media sosial. Tantangannya adalah bagaimana menjaga kredibilitas dan menghadirkan berita yang benar-benar informatif serta bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Yayan Ahmad Brilayana.

Menurutnya, media harus tetap memegang teguh prinsip jurnalistik agar tidak terjebak dalam praktik penyebaran informasi yang belum terverifikasi. Kecepatan bukan satu-satunya faktor yang harus diperhitungkan. Yang lebih penting adalah memastikan bahwa setiap berita yang disajikan benar-benar faktual.

Keamanan Data dan Ancaman Siber

Ketua PWI Jawa Barat, Hilman Hidayat, menyoroti ancaman keamanan data yang semakin marak di era digital. Ia menekankan bahwa selain menjaga kecepatan dan faktualitas berita, media juga harus lebih waspada terhadap ancaman serangan siber.

“Tantangan pers hari ini bukan hanya kecepatan dalam menyajikan berita, tetapi juga memastikan faktualitasnya. Kita juga harus memberikan perhatian lebih kepada keamanan data website dan tulisan kita yang diambil oleh AI,” ujarnya.

Baca Juga:  Mulai Hari Ini Siaran TV Analog Diputus

Hilman juga mengingatkan bahaya serangan siber seperti Distributed Denial of Service (DDoS), yang dapat melumpuhkan situs berita. Menurutnya, media harus lebih sadar akan pentingnya keamanan data dan perlindungan terhadap konten jurnalistik.

Membangun Citra Positif Kota Bandung

Selain menjaga kredibilitas, media juga berperan dalam membangun citra positif Kota Bandung. Pemberitaan yang akurat dan konstruktif dapat mendukung pembangunan kota serta meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Yayan menilai, media harus menjadi mitra pemerintah dalam menyebarluaskan informasi yang bermanfaat bagi publik. “Kami berharap media dapat membantu membangun citra Kota Bandung melalui berita yang akurat, edukatif, dan mendukung perkembangan kota,” katanya.

Berita yang berimbang dan positif dapat menarik investasi, meningkatkan sektor pariwisata, serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, media diharapkan lebih selektif dalam menyajikan informasi yang berhubungan dengan kebijakan publik.

Baca Juga:  Bantu Infrastruktur dan Free WiFi di 40 Area Publik, Bali Tower Dukung Smart City Kota Bandung

Jurnalisme Warga sebagai Sumber Informasi Baru

Untuk menghadapi tantangan di era digital, Diskominfo Kota Bandung mendorong pemanfaatan citizen journalism. Konsep ini memungkinkan masyarakat berkontribusi dalam pemberitaan, sehingga informasi yang beredar menjadi lebih beragam dan dekat dengan kebutuhan publik.

Dengan melibatkan masyarakat, media dapat memperoleh sudut pandang yang lebih luas. Informasi dari warga juga dapat memperkaya pemberitaan, terutama dalam isu-isu lokal yang sering luput dari perhatian media arus utama.

Namun, Yayan mengingatkan bahwa jurnalisme warga tetap harus mengikuti kaidah jurnalistik. “Kami mendorong jurnalisme warga, tetapi tetap harus ada verifikasi dan validasi. Jangan sampai informasi yang beredar justru menyesatkan,” tegasnya.(RED)