Ridwan Kamil juga mengapresiasi komoditas seperti beras dan sayuran yang dijual di Pasar Galuh berasal dari Ciamis, tidak impor dari wilayah lain. Ini yang menjadi salah satu sebab harga menjadi stabil.
Pasar Galuh pun kini sudah mulai menerapkan transaksi non tunai, di antaranya menggunakan metode QRIS.
Hal ini disambut baik oleh Ridwan Kamil karena seluruh pasar tradisional di Jabar akan ditransformasi digital secara bertahap.
“Untuk pasar kita ingin tingkatkan, khususnya di Ciamis transaksinya sudah pakai digital atau QRIS. Jadi jangan semuanya tunai. Suatu hari kita akan hidup dengan teknologi,” tuturnya.
Selain memantau pasar, kegiatan Sarling di Tatar Galuh juga untuk menyerap aspirasi dari masyarakat.