Transaksi dilakukan dengan sistem “tempel”, di mana pelaku akan menyimpan paket narkotika di lokasi tertentu, kemudian mengirimkan titik koordinat (maps) kepada pembeli. Pembeli lalu mengambil barang tersebut tanpa adanya pertemuan langsung.
Modus seperti ini, kata Yudi, masih tergolong klasik namun tetap menjadi tantangan karena minimnya interaksi langsung antara penjual dan pembeli.
Selain barang bukti tembakau sintetis, polisi juga mengamankan 39 plastik klip bening, satu gulung lakban merah kombinasi putih, double tape putih, serta satu unit handphone merek ZTE yang digunakan pelaku untuk berkomunikasi dan melakukan transaksi.
“Saat ini pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres Purwakarta,” tegas AKP Yudi.
PNP dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) dan/atau Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukuman maksimalnya adalah penjara seumur hidup.