Pengusaha Tambang Bebas Beroperasi, Ribuan Warga Terkena ISPA

JABARNEWS | KAB. BOGOR – Pengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di tiga kecamatan di Kabupaten Bogor, yaitu di Kecamatan Rumpin, Gunungsindur, dan Kecamatan Parungpanjang tergolong tinggi.

Data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, pada 2017 pengidap ISPA mencapai 6.957 orang. Rinciannya Parungpanjang 1.347 orang, Gunungsindur 1.843, dan Rumpin 3.767 orang.

Namun, hingga Juli 2018, jumlah pengidap ISPA masih di angka 5.110, dengan rincian 79 orang di Parungpanjang, 2.900 orang di Rumpin, dan 2.131 di Gunungsindur.

Baca Juga:  Kembali Merebak di Sukabumi, Dewan Dorong Polisi Tindak Geng Motor

Salah seorang warga Rumpin Hendi (34) mengaku, tingginya angka pengidap ISPA akibat ketidakmampuan Pemkab Bogor untuk menindak tegas para pengusaha tambang. Diketahui, keberadaan usaha tambang ini menimbulkan polusi di tiga kecamatan itu.

“Saya rasa semua sudah tahu permasalahan yang terjadi. Pemkab bogor itu takut sama perusahan tambang. Sudah jelas pembangunan jalan yang seharusnya dilintasi truk dengan 15 ton. Tapi dilintasi armada truk mencapai 30 dan 40 ton. Ya cepat rusak dong,” ujarnya, dikutip Radar Bogor, Rabu (25/7/2018).

Baca Juga:  Disporaparbud Purwakarta Proteksi LGBT

Ia menuturkan, sejauh ini belum ada upaya yang dilakukan Pemkab Bogor soal infrastruktur yang terus rusak hingga menyebabkan polusi debu bertebaran kemana-mana. Bahkan, ruas jalan yang seharusnya dipergunakan masyarakat itu diambil pengusaha tambang.

“Ruas jalan itu sepertiga dipergunakan truk tambang. Masyarakat tidak kebagia, padahal punya hak juga untuk melintas di ruas jalan yang ada di tiga kecamatan,” tegasnya.

Baca Juga:  Jelang Imlek, Pengrajin Dodol Keranjang di Purwakarta Kebanjiran Pesanan

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogot, Erwin Suriana, mengatakan, Pemkab Bogor akan bertanggung jawab memberi pelayanan kesehatan kepada warga agar kondisinya kembali pulih.

Sejauh ini Pemkab Bogor telah memfasilitasi kesehatan masyarakat melalui puskesmas yang ada di tiga kecamatan tersebut. Ada puskesmas utama dan puskesmas pembantu.

“Untuk sarana prasarana sudah memadai hanya saja tinggal masyarakatnya harus berani lapor ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas,” ujarnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat