Disporaparbud Purwakarta Proteksi LGBT

JABARNEWS | PURWAKARTA – Kepala Bidang Kepemudaan, Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta, Ahmad Arif Imanulhaq, mulai memproteksi keberadaan komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Menurutnya, praktik LGBT mematikan generasi.

“Keberadaan LGBT secara langsung akan mematikan generasi. Terputusnya rantai reproduksi, tumbuh berbagai penyakit mematikan. LGBT merusak generasi, ini bahaya,” kata Arif, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (18/10/2018).

Untuk memproteksi penyakit psikologis dan sosiologis LGBT tidak bisa dilakukan sendiri oleh lembaga institusi pemerintah saja.

Baca Juga:  Sejumlah Warga di Bogor Mengungsi Setelah Diterjang Bencana Angin Kencang

“Kita harus melakukan kolaborasi dan komunikasi dengan semua elemen. Tentinya dengan cara-cara holistik (menyeluruh) tidak secara parsial,” terang pria yang akrab disapa Arif itu.

Dikatakannya, untuk menanggulangi penyakit seks menyimpang ini, harus ada dukungan eksternal. Itu dilakukan melalui langkah-langkah preventif dengan memperbanyak kegiatan positif yang mewadahi kebutuhan ekspresi generasi produktif.

“Kegiatan-kegiatan berbasis kreasi sesuai dengan hobi dan talenta. Gak bisa kita lepas begitu saja (individu dan kelompok LGBT),” papar dia.

Baca Juga:  Urban Village Telkom: Mengupas Keunikan Kampung Tajur Purwakarta

Ia menambahkan, kaitannya menolak LGBT sama dengan melanghar HAM, ini keliru. Ber-HAM bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Ada batasan-batasan norma dan nilai-nilai agama yang secara kepatutan sosial kemasyarakatan diakui.

“Yang namanya HAM tidak boleh melanggar HAM yang lain,” ujar dia.

Menurut Arif, keluarga menjadi tameng utama dalam upaya mencegah penyimpangan orientasi seksual anak. Menolak LGBT tentu tidak dengan cara-cara mendiskreditkan dan mendiskriminasi pelaku.

Baca Juga:  Jual Sabu 2 Kg ke Polisi, 4 Orang Jaringan Narkoba Asal Asahan Ditangkap

“Indonesia kan negara yang mengadopsi nilai-nilai keagamaan. LGBT sebagai perilaku yang tidak umum. Artinya secara fitrah kemanusiaan, apakah manusia seperti itu?,” ucap Arif.

Pihaknya akan berupaya melakukan kegiatan berbasis pendidikan pra nikah. Membahas pemahaman tentang reproduksi yang sehat. Tentang membangun hubungan (seksualitas) yang baik.

“Yang paling penting memilih pasangan yang baik. Masyarakat untuk tidak mendiskreditkan dan mediskriminasikan individu dan kelompok LGBT,” pungkasnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat