Selain itu, Dedi menilai penataan ruang wilayah Subang perlu dikaji ulang. Ia menyoroti konversi lahan pertanian di wilayah utara yang berubah menjadi kawasan permukiman tanpa arah yang jelas, yang menurutnya dapat mengganggu ketahanan pangan dan keseimbangan ekosistem.
“Kesalahan dalam menyusun tata ruang di masa lalu membuat wilayah utara jadi semrawut. Sawah berubah jadi perumahan, ini membahayakan ketersediaan pangan,” ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi di wilayah selatan Subang. Mantan Bupati Purwakarta itu menyayangkan rusaknya lanskap perkebunan teh yang kini dipenuhi bangunan liar tanpa nilai historis maupun filosofis.
“Pemandangan indah di sekitar Ciater hingga Lembang sudah hilang. Dulu hijau, sekarang kumuh,” tambahnya.