Raja Tanpa Mahkota Untuk Rd Hanif Radinal

JABARNEWS | CIAMIS – Sejumlah tetua kabuyutan petilasan Kerajaan Galuh menobatkan Rd. Hanif Muhtar sebagai Raja Galuh. Penobatan dilakukan di Batu Pangcalikan Situs Karang Kamulyan, Kecamatan Cijengjing, Kabupaten Ciamis, Senin (23/7/2018) sekitar pukul 17.00 WIB.

Menurut Aip Sarifudin dari Kabuyutan Apun Pager Gunung Cisaga, penobatan Rd Hanif Sebagai raja galuh tersebut berdasarkan musyawarah para tetua berbagai kabuyutan yang ada di patilasan kerajaan Galuh dahulu.

“Sebelum Rd. Hanif dinobatkan hari ini sebagai raja Galuh, kami semua telah mengadakan musyawarah untuk mengangkat dia,” ungkapnya seperti dilansir galamedianews.com.

Baca Juga:  Kerap Alami Perih Disekitaran Perut? Kenali Gejala GERD Ini

Aif menambahkan, diangkatnya Rd. Hanif sebagai Raja Galuh sebagai perwakilan dari Kerajaan Galuh dikala ada kegiatan silaturahmi antar raja se-Nusantara, sehingga nantinya dari kerajaan galuh Rd Hanifnya yang hadir di situ.

“Selama ini kalau ada kegiatan silaturahmi Raja-raja se-Nusantara hanya dari Galuh saja yang tidak pernah hadir dikarenakan tidak ada perwakilanya padahal semua orang tahu sejarah kerajaan Galuh itu ada,” katanya.

Baca Juga:  Peringati Hari Ibu, Inilah Ucapan Khusus Danmen Armed 2/1 Kostrad

Berangkat dari tidak adanya perwakilan dari kerajaan Galuh ini, menurut Aip, maka para tetua dari berbagai kabuyutan menobatkan Rd Hanif sebagai Raja Galuh agar kalau ada kegiatan silaturahmi antar Raja-raja se-Nusantara dari Galuh pun ada perwakilanya,

“Setelah dinobatkan menjadi Raja Galuh, nantinya Pak Hanif ini bisa mewakili para kabuyutan dalam silaturahim para raja yang biasa digelar tiap tahun,” ungkapnya.

Baca Juga:  Tewaskan Siswa SMP, Begini Awal Petaka Tawuran Pelajar Berdarah di Cianjur

Sementara itu Rd Hanif raja yang dinobatkan tanpa mahkota, mengatakan, tujuan penobatan ini merupakan meninjaklanjuti sejarah budaya galuh yang ada di Kabupaten Ciamis.

“Yang artinya ke depan budaya kegaluhan di Kabupaten Ciamis harus lebih dikedepan dan perlu diangkat kembali supaya adat-adat kebudayaan yang ada di kerajaan galuh mulai tumbuh kembali,” pungkasnya. (Har)

Jabarnews | Berita Jawa Barat