Rupiah Melemah, Produsen Tempe Menjerit

JABARNEWS | PURWAKARTA – Sejumlah produsen tempe rumahan yang ada di wilayah Kabupaten Purwakarta paling merasakan dampak melemahnya nilai tukar rupiah atas dolar AS.

Terhitung sejak sebulan terakhir, harga kacang kedelai impor terus merangkak naik. Tak tanggung, kenaikan harga kacang kedelai sebagai bahan dasar tempe itu hingga saat ini mencapai 12 persen dibandingkan harga sebelumnya.

“Sebelum dolar tembus di angka kisaran 15.000 rupiah saja, harga kacang kedelai sudah mencapai 790.000 rupiah dari harga 700.000 rupiah per kuintalnya,” kata salah satu pemilik produsen tempe rumahan yang ada di Kampung Sukasari, Desa Cibogohilir, Kecamatan Plered, Purwakarta, Absori (38), Kamis (6/8/2018).

Baca Juga:  Duh! Seribu Lebih Villa di Cianjur Utara Nunggak Pajak

Hal yang sama diungkapkan Suhaeni (55), pemilik produsen tempe asal Pekalongan Jawa Timur yang saat ini menjalankan usahanya di wilayah yang tidak jauh dengan Absori tersebut. Setelah kurang lebih tiga puluh tahun menjadi pembuat tempe, Suhaeni mengaku baru kali ini dirinya merasa dibuat dilema dengan kondisi harga bahan dasar tempe yang terus meningkat.

“Agar para pembeli tidak merasa kaget dengan harga tempe saat ini, sepertinya saya tidak akan menaikan harga tempe, justru ukurannya yang akan sedikit saya kecilkan,” kata Suhaeni.

Baca Juga:  Arus Lalu Lintas Nataru di Tebing Tinggi Lancar, Sat Lantas Berlakukan Sistem One Way

Suhaeni menambahkan, bukan hanya harga kacangnya saja yang mengalami kenaikan. Anehnya, harga daun pisang yang biasa dijadikan sebagai bungkus tempenya pun ikut ikutan naik.

“Saat ini saya menjual tempe mulai dari harga 6.000, 5.000, 2.000 hingga 1.500 rupiah per batangnya,” jelas Suhaeni.

Diketahui, Indonesia merupakan salah satu importir kacang kedelai terbesar se Asia. Kacang tersebut diimpor dari negara luar seperti Argentina dan Amerika. Maka pantas saja jika saat ini kenaikan dolar AS sangat berdampak bagi naiknya harga bahan dasar tempe di Indonesia.

Baca Juga:  Gerindra Jabar Dukung Kapolri Pecat Mafia Polri dan Pemberantasan Judi

Berbicara masalah Dolar AS, bila ditarik dari rentang awal tahun 2018, laju rupiah terpantau dalam tren pelemahan yang cukup dalam. Awal tahun 2018, dolar AS masih berada di rentang Rp 13.300-13.400, dan saat ini pergerakan dolar AS tembus di rentang Rp 14.817. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat