JABARNEWS | MAJALENGKA – Akhir 2018 ini, Kabupaten Majalengka menargetkan produksi gabah sebanyak 350 ribu ton. Hal ini berdasarkan perhitungan dari luas areal tanah sawah sebanyak 50.350 hektar. Dengan penghasilan produksi gabah satu hektar, rata-rata mencapai 7 ton.
Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka, Wawan Suwandi. Ia mengatakan di Majalengka ini dalam setahun dapat dua kali masa tanam, musim tanam ketiga biasanya digunakan untuk palawija, karena musim kemarau.
“Rata-rata hasil panen itu sebanyak 6,6 sampai 7 ton. Insya Allah tercapai. Sementara untuk kendala seperti hama memang selalu ada saja, namun hal itu bisa dapat teratasi dengan obat-obatan pembasmi hama,” ungkapnya, Jumat (12/10/2018).
Wawan menambahkan, selain itu target produksi tanam di musim tanam kedua ini juga didukung kesadaran asuransi lahan pertanian, yang 2018 ini sudah mencapai 25 ribu hektar. Sehingga dengan meningkatnya kesadaran berasuransi, dapat meminimalisasi kegagalan panen akibat fuso.
“Sebagai perbandingan, pada 2017, lahan yang diasuransikan itu baru mencapai 15 ribu, sekarang sudah 25 ribu hektar. Sisanya untuk asuransi lahan diserahkan kepada warga petani, yakni dengan cara swadaya,” ungkapnya.
Secara terpisah, sejumlah petani di wilayah Majalengka bagian utara, seperti di Kecamatan Jatiwangi, Ligung, Palasah, sebagian besar masih belum memulai masa tanam, mengingat masih kesulitan air, akibat kemarau panjang.
“Kalau di daerah kaki gunung seperti Rajagaluh, Sindangwangi, Sindang sepertinya masih bisa tanam. Tapi di wayah kita, seperti di Jatiwangi menuju ke arah Ligung, sangat sulit untuk mendapatkan air. Jadi belum bisa tanam” ungkap seorang petani, Iyan. (Rik)
Jabarnews | Berita Jawa Barat