JABARNEWS | BANDUNG – IKEA Food berhasil mengurangi limbah makanan sebesar 31 persen atau setara dengan 15,000 makanan. Pencapaian tersebut berhasil diraih melalui penggunaan alat timbang pintar, Waste Watcher dari tahun 2019 hingga 2020.
IKEA Food Commercial Manager, Ririh Dibyono mengatakan IKEA Indonesia fokus mengurangi limbah makanan dengan melakukan tindakan pencegahan dan daur ulang. Maka dari itu, lanjut dia, IKEA berupaya untuk mengurangi limbah makanan berskala industri dengan menggunakan hirarki pengelolaan sampah sebagai pedoman.
“Kami percaya bahwa semua individu maupun organisasi yang bergerak dalam rantai pasokan makanan (food chain) memiliki peran penting untuk mengurangi limbah pangan,” kata Ririh saat webinar Pengelolaan Food Waste Berkelanjutan untuk Skala Industri lewat aplikasi Zoom dipantau di Bandung, Senin (26/10/2020).
Dia menjelaskan, IKEA telah berhasil mengurangi rata-rata limbah pangan yang dihasilkan dari operasional menjadi 0,5 persen dari sebelumnya 1,5 persen dari total penjualan. Sedangkan, sambung Ririh, berat limbah makanan IKEA juga berkurang 41 persen atau setara dengan 26 ton emisi karbon dioksida yang berhasil dihindari.
Oleh karena itu, tambah Ririh, dengan program Food is Precious ini IKEA yakin dapat berkontribusi dalam mengurangi limbah pangan dan juga menginspirasi pelanggan untuk melakukan hal yang sama.
“Kami terus berupaya untuk meningkatkan kualitas penerapan program Food is Precious di dalam operasional kami,” jelasnya.
Tak hanya itu, Ririh mengungkapkan, IKEA Indonesia fokus dalam melakukan tindakan pencegahan dan daur ulang untuk mengurangi jumlah limbah makanan untuk skala industri, mulai dari optimalisasi operasional hingga pengolahan limbah makanan dari dapur.
“Hal ini menjadi salah satu perwujudan komitmen IKEA Indonesia dalam menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang,” tutupnya. (Rnu)
