Nasional

Info Soal Tarif PO Bus Di Jawa Barat Kondisi New Normal

×

Info Soal Tarif PO Bus Di Jawa Barat Kondisi New Normal

Sebarkan artikel ini

JABARNEWS | BANDUNG – Perusahaan Oto (PO) bus di Jawa Barat akan mulai menyesuaikan tarif dengan kondisi new normal. Hal itu dilakukan karena adanya kebijakan pemerintah yang membatasi jumlah penumpang untuk angkutan umum.

Dewan Pertimbangan Organda Jabar, Aldo Fantinus Wiyana, mengatakan penyesuaian tarif tersebut sudah wajar dilakukan oleh PO bus. Kenaikan tarif tersebut dilakukan untuk menutupi biaya operasional bus selama pandemi covid-19.

“Dengan adanya peraturan pemerintah itu ditambah lagi masyarakat saat ini banyak yang belum bergerak, otomatis mereka akan menyesuaikan tarif untuk menutup kerugian,” kata Aldo saat dihubungi dilansir dari laman Medcom.id, Rabu (24/6/2020).

Baca Juga:  Ini Waktu yang Tepat Anak Masuk Sekolah Versi WHO

Selama tiga bulan terakhir, kata Aldo, banyak perusahaan angkutan yang merugi hingga 90 persen. Saat ini, hanya sebagian kecil perusahaan yang masih bisa beroperasi.

“Karena enggak gampang mau bangkit lagi, cashnya sudah habis, mau mulai lagi bagaimana,” kata dia.

Baca Juga:  Di Karawang Banyak Bangunan Sekolah Sudah Rusak, 468 Kelas Perlu Direnovasi

Meski begitu, lanjut dia, kenaikan tarif yang akan dilakukan tidak akan membebani masyarakat. Tindakan tersebut dilakukan hanya untuk mengimbangi peraturan pemerintah dan menutupi kerugian selama pandemi.

“Masih sporadis, karena yang saya lihat kendaraannya juga belum semuanya pada jalan. Jadi dengan keadaan mendesak ini, para anggota kita otomatis harus menyesuaikan harga, tapi masyarakat jangan takut, karena enggak mungkin dinaikan harga yang terlalu tinggi, karena nanti enggak ada daya belinya,” ucap Aldo.

Baca Juga:  BMKG Peringatkan Sejumlah Wilah Ini Akan Diterjang Ombak Setinggi 4 Meter

Aldo mengatakan, pemerintah seharusnya ikut berperan memberikan solusi kepada para pengusaha angkutan. Dia berharap pemerintah bisa bertindak secepat mungkin untuk mengatasi hal tersebut.

“Jadi angkutan ini bisa dibilang usaha yang semi sosial, karena enggak selalu bisa untung. Jadi pengusaha juga tidak naikin melebihi kemampuan masyarakat dengan keadaan sekarang, tapi bisa sama-sama hidup,” kata Aldo. (Red)

Tinggalkan Balasan