Ini Kabar Gembira bagi Ratusan Ribu Pelaku UMKM di Kota Bandung

JABARNEWS I BANDUNG – Pemkot Bandung melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) mengusulkan sekitar 150.000 pelaku UMKM untuk mendapat subsidi bantuan modal usaha produktif.

Subsidi bantuan modal usaha produktif itu berasal dari pemerintah pusat, dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) saat pandemi Covod-19.

Kepala Dinas KUMKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman mengatakan, para pelaku UMKM itu sudah mendaftar untuk mendapatkan subsidi hingga akhir Agustus 2020.

Apabila disetujui, para pelaku UMKM di Bandung bakal mendapatkan subsidi bantuan modal usaha produktif hingga Rp 2,4 juta.

Baca Juga:  Dalam Waktu Dekat, Lawan Main Dea OnlyFans Bakal Diperiksa

“Nanti diseleksi oleh pusat, setelah diseleksi nanti kalau diterima datanya itu diserahkan untuk proses pencairan ke BRI,” kata Atet di Bandung, Rabu (23/9/2020).

Atet menyebutkan, mayoritas pelaku UMKM yang mengajukan untuk mendapatkan subsidi itu mayoritas merupakan pelaku usaha kuliner. Adapun sisanya iaoah dari berbagai jenis usaha.

“Kelihatannya 50 persen yang mengajukan itu pelaku usaha kuliner, 50 persen sisanya itu usaha lain-lain,” kata dia.

Baca Juga:  Catat! Jamaah Haji Yang Membawa Rokok Dibatasi 20 Bungkus

Hingga akhir September 2020 ini, menurut dia, sudah ada pelaku UMKM di Kota Bandung yang menerima pencairan subsidi modal produktif itu.

Namun, ia belum memastikan jumlah pelaku UMKM yang telah menerima subsidi melalui usulan Dinas KUMKM. Soalnya, kata dia, ada beberapa pintu bagi pelaku UMKM untuk mendapat subsidi itu.

“Kami masih klarifikasi data, yang telah menerima subsidi modal itu dari data yang mana, karena pelaku usaha itu juga kan bisa mengajukan ke BRI,” katanya.

Baca Juga:  Lakalantas Bangunkan Sahur, Motor Tabrak Angkot Bikers Tewas

Meski begitu, ia mengimbau kepada setiap pelaku UMKM yang sudah menerima pencairan subsidi itu agar menggunakan dananya dengan peruntukkan produktif dan tidak konsumtif.

Pasalnya, modal Rp 2,4 juta itu bagi UMKM yang benar-benar usaha kecil, sehingga bisa membantu untuk menggerakkan kembali perekonomian masyarakat.

“Nanti kalau usahanya nampak meningkat, bakal ada tindak lanjut dengan program subsidi yang lain, contohnya seperti program pinjaman lunak yang super mikro,” kata Atet. (Yoy)