Kedua Orangtuanya TKI, Gadis Ini 2 Kali Terpilih Jadi Paskibraka Nasional

JABARNEWS | TULUNGAGUNG – Seorang siswi SMA Negeri 1 Ngunut di Kabupaten Tulungagung bernama Dhea Lukita Andriana dua kali terpilih sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional.

Dhea sebelumnya tercatat sebagai anggota Paskibaraka Nasional 2019. Dia kembali ditunjuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk bertugas dalam upacara detik-detik proklamasi di Istana Negara, Jakarta, 17 Agustus 2020.

Pada tahun ini, Dhea menjadi satu-satunya anggota Paskibraka yang mewakili Jawa Timur. Dia sudah diberangkatkan ke Surabaya dan diantar ke Jakarta, guna mengikuti karantina bersama tujuh paskibraka yang lain.

Baca Juga:  Ma'ruf Amin Minta Peserta Pemilu 2024 Kendalikan Hawa Nafsu, Ini Maksudnya

Dhea adalah anak pasangan Nursiyah dan Salim Rajiun. Sejak usia dua tahun, dia tinggal bersama sang kakek, Rameli, karena kedua orangtuanya jadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Ibunya bekerja di Taiwan, sedangkan ayahnya di Malaysia.

Dikutip dari Detik.com, Minggu (16/8/2020), Dhea mengaku terkejut dapat terpilih kembali menjadi Paskibraka. Pada tahun lalu Dhea masuk Pasukan 17 pada tim penurunan bendera.

Baca Juga:  Menteri Eko Akan Kirim 700 Pendamping Desa Studi Banding ke Luar Negeri

“Sebelumnya memang sudah ada kabar terkait dengan penugasan Paskibraka tahun lalu, tapi tidak menyangka kalau saya salah satunya. Ya, kaget juga,” kata Dhea.

Menurut dia, penetapan kembali dirinya menjadi anggota Paskibraka tahun ini merupakan penunjukan langsung dari Kemenpora. Lantaran ada pandemi Covid-19, seleksi paskibraka ditiadakan, lalu delapan anggota paskibraka tahun 2019 dipilih.

Baca Juga:  Momen Idul Adha, AHY Ajak Masyarakat Peduli Sesama

“Di seluruh Indonesia hanya ada delapan yang ditunjuk, tiga di antaranya adalah perempuan. Saya, kemudian dari Aceh dan Sumatera Utara. Yang putra dari NTB, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, dan Kalimantan Selatan,” katanya.

Setelah ditunjuk menjadi Paskibraka, Dhea langsung melakukan serangkaian persiapan, mulai dari fisik hingga pelatihan baris-berbaris. Dia juga menyiapkan sejumlah persyaratan lain, termasuk hasil tes polymerase chain reaction (PCR). (Red)