Kualitas Air Citarum di Karawang Memburuk, Warga: Ikan Sapu Mati Mengambang

JABARNEWS | KARAWANG – Warga di bataran Sungai Citarum yang berada di wilayah Karawang, memprihatikan kondisi sungai yang berwarna hitam pekat dan menimbulkan bau tak sedap sudah sejak empat hari terakhir ini.

“Dalam beberapa tahun terakhir, kualitas air Citarum mulai membaik. Bahkan berbagai jenis ikan tawar pun mulai berkembang biak di aliran Citarum. Namun kini kualitas air Citarum kembali buruk,” ujar seorang warga yang tinggal di sekitar bantaran Citarum, Maemunah, dikutip, Senin (03/08/2020)

Dia mengaku prihatin melihat kondisi Citarum yang kembali menyerupai got super besar, Bahkan, berbagai jenis ikan terlihat mati mengambang.

Baca Juga:  Baru Sehari Jalani Isolasi, Pasien Reaktif Covid-19 Ini Meninggal Dunia

Para warga di wilayah tersebut, kata dia, menduga, kondisi air Citarum di wilayah Karawang kota ini tercemar limbah industri. Sebab, sebelumnya air Citarum masih terlihat berwarna coklat kehijau-hijuan.

“Dahulu, sebelum ada industri di wilayah Karawang, Jawa Barat, Citarum adalah sumber kehidupan warga Karawang. Mereka mandi dan mencuci di kali itu,” kata Maemunah.

Sementara itu, warga lainnya turut prihatin dengan pencemaran sungai Citarum yang dinilai lebih parah dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga:  Ingat! Hindari Ini Selama Operasi Patuh Toba 2020 di Deli Serdang

“Hampir semua jenis ikan yang hidup di aliran Citarum, seperni nila, mujaer, dan betok, pada mati. Bahkan ikan sapu-sapu yang dikenal kuat di dalam air limbah ikut mengambang tak bernyawa,” ujar Santa, warga Dusun Sumedangan, Desa Purwadana, Kecamatan Telukjambe Timur.

Dia menyebutkan, menghitamnya air Citarum mulai terlihat dari wilayah Desa Warungbambu, Kecamatan Karawang Timur. Kualitas air yang sangat buruk itu selanjutnya hanyut hingga ke bagian hilir, seperti Rengasdengklok dan Batujaya.

Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai merasakan pencemaran tersebut. Sebab, air sungai mengeluarkan aroma tak sedap yang terhisap olah penduduk sekitar sungai.

Baca Juga:  IJTI Desak Polisi Tindak Tegas Pelaku Penganiayaan Jurnalis MNC Di Riau

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang, Wawan Setiawan, menduga memburuknya kualitas air Citarum akibat adanya kegiatan pengerukan lumpur di Bendungan Walahar.

“Bendung Walahar sedang dinolkan atau tanpa debit yang mengalir karena sedang adanya pengerukan lumpur,” katanya.

Dijelaskan, air yang mengalir saat ini sepenuhnya merupakan air limbah dari perusahaan yang keluar dari outfall. “Warna hitam muncul dari endapan di dasar sungai,” ujar Wawan. (Red)