Mengenal Sejarah Hijab Di Indonesia Sebagai Penutup Aurat

JABARNEWS | BANDUNG – Sejak abad ke 17 perempuan Aceh sudah mengenal jilbab. Namun, orang yang pertama mengenakannya pada masa itu tidak terjawab. dua abad kemudian pemakaian jilbab diperjuangkan di masyarakat Minangkabau melalui sejarah gerakan paderi.

Dilansir dari Moeslim.id wikipedia menuliskan Suku Minangkabau merupakan suku pertama di Indonesia yang menyuruh kaum perempuannya untuk mengenakan jilbab. Bukti dari gerakan itu ada pada Rangkayo Rasuna Said, pahlawan nasional yang sudah mengenakan jilbab.

Selain Minangkabau, tercatat pula masyarakat Wajo Sulawesi Selatan di abad tersebut juga mewajibkan penggunaan kerudung alias jilbab. Perintah itu dikeluarkan La Memmang To Appamadeng sebagai arung matoa (penguasa) Wajo.

Baca Juga:  Buntut Liga 2 dan Liga 3 Dihentikan, Manager Persipura Minta LIB Diaudit

Baru di abad ke-20 gerakan mengenakan jilbab semakin luas. Nyai Achmad Dahlan serta pengurus Nasyiatul Aisiyah Muhammadiyah adalah salah satu contohnya. Dalam sebuah foto mereka semua mengenakan jilbab.

Penulis G. F Pijper dalam bukunya yang berjudul Fragmenta Islamica Beberapa Studi Mengenai Sejarah Islam di Indonesia Awal Abad XX, mengungkap orang-orang Sunda yang biasa memakai kerudung putih dilipat di atas kepala. Mereka menyebutnya dengan mihramah atau mihram yang awalnya berasal dari bahasa Arab marhamah.

Baca Juga:  Bancakan Korupsi Dana Hibah Bansos, Rp 1,4 Miliar Masuk Kantong Sekda Kabupaten Tasikmalaya

Seorang perempuan bernama Opu Daeng Siradju dari Palopo juga tercatat sebagai perempuan Indonesia di abad itu yang taat mengenakan jilbab. Perempuan yang tergolong sebagai perintis pergerakan kemerdekaan Indonesia tersebut tercatat sebagai Ketua Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) pada 14 Januari 1930.

Pada 1950 keturunan bangsawan dari raja-raja Gowa, Bone dan Luwu itu pernah menjadi anggota TNI dengan pangkat terakhir sebagai pembantu letnan.

Baca Juga:  Diusir karena Tak Mampu Bayar, Partai Golkar KBB Tak Punya Sekretariat

Di era Orde Baru jilbab di Indonesia masuk pada masa kelamnya. Pada tahun 1983 terjadi perdebatan tentang penggunaan busana muslim tersebut di sekolah antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Noegroho Notosoesanto. Siswi yang mengenakan jilbab tidak boleh bercampur dengan mereka yang tidak mengenakannya.

Menjelang berakhirnya Pemerintahan Soeharto mulailah komunitas berjilbab bermunculan dan pada tahun 2000 -an ramai-ramai perempuan menyebut pakaian itu sebagai hijab. (Red)