Nasional

Menuju Desa Inovasi, DKPP Cianjur Kembangkan Budidaya Ikan Mas Mustika

×

Menuju Desa Inovasi, DKPP Cianjur Kembangkan Budidaya Ikan Mas Mustika

Sebarkan artikel ini

JABARNEWS | CIANJUR – Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, merilis sebuah riset dan pengambangan budidaya ‘Ikan Mas Mustika’, yang berlokasi di Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung.

Pengembangan ikan melalui taglaine ‘Menuju Desa Inovasi Ikan Mas Mustika’ itu, bekerja sama dengan Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), lalu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI).

Baca Juga:  Jokowi: Informasi Data Corona Jangan Ada yang Ditutupi

“Riset dan pengembangan berbasis komoditas unggul di masyarakat, untuk mengembangkan produk hasil riset dan inovasi potensial melalui peningkatan hilirisasi,” kata Kepala Dinas (Kadis) DKPP Kabupaten Cianjur, Dr. Ir Winny Parwinia, kepada JabarNews, Jumat (28/8/2020) siang.

Riset pengembangan tersebut, Winny berharap, bisa mendorong terwujudnya desa inovasi untuk kesejahteraan masyarakat melalui peran serta masyarakat.

Baca Juga:  Sekda Jabar Definitif Terpilih Dilantik Hari Ini

“Mudah-mudahan bisa dikembangkan secara kontinyu melalui program ini,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala BRPI, DR. Joni Haryadi mengatakan, salah satu produk unggulan dari BRPI adalah ikan mas mustika (Mas Rajadanu Super Tahan Infeksi KHV) yang telah dilepaskan ke masyarakat, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 24/KEPMEN-KP/2016.

“Ikan mas mustika merupakan akronim dari mas rajadanu super tahan infeksi KHV, merupakan strain baru hasil dari peningkatan ketahanan terhadap penyakit Koi Herpes Virus (KHV) dilakukan melalui program seleksi,” ujarnya.

Baca Juga:  Satgas Covid-19 Garut: Ancaman dari Klaster Keluarga Terus Meningkat

Ia menambahkan, banyak keunggulan ikan mas mustika diantaranya, daya tahan terhadap infeksi KHV tinggi, pertumbuhan relatif cepat, lalu efisiensi pakan tinggi, juga produktivitas pembesaran tinggi pula.

“Lebih tinggi lima hingga enam persen, dari pembanding. Dan, toleransi terhadap cekaman lingkungan tinggi,” jelas Joni. (Mul)

Tinggalkan Balasan