Dedi Mulyadi: Komisi IV DPR Tolak Kartu Tani untuk Beli Pupuk Subsidi

JABARNEWS | JAKARTA – Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi mengatakan, hasil rapat dengan Kementerian Pertanian di Jakarta, belum lama ini, Komisi IV DPR RI sepakat menolak kartu tani bagi petani untuk membeli pupuk subsidi.

Pernyataan Dedi itu terkait dengan akan adanya pemberlakuan kartu tani untuk membeli pupuk subsidi di kios seluruh Jawa, Banten dan Kabupaten Sumbawa, NTB dan Kabupaten Pinrang, mulai 1 September mendatang.

“Hasil rapat kemarin dengan Kementerian Pertanian, Komisi IV sepakat menolak kartu tani untuk membeli pupuk subsidi,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi melalui sambungan telepon, Jumat (28/8/2020).

Baca Juga:  Soal Kompetisi Liga 1, PSSI Tunggu Hingga Akhir Mei

Dedi mengungkapkan, belum semua petani memiliki kartu tani sehingga sangat mempengaruhi proses produksi di tengah Covid-19 ketika mereka membutuhkan dukungan. Sehinga pihaknya sepakat menolak kartu tani.

Soal data petani yang berhak mendapat pupuk subsidi, Dedi mengatakan, sebenarnya bisa mudah didapatkan. Kata dia, setiap desa dan kelurahan memiliki data petani termasuk luas lahan yang dimilikinya.

“Itu data petani ada di setiap desa, bisa dilihat dari ‘rincik’ kalau orang desa bilang mah. Sebenarnya gampang kok,” ujarnya.

Baca Juga:  Kabar Baik! Ilmuan Temukan Antibodi Bagi Lansia yang Rentan Covid-19

Sekarang ini, ujar Dedi Mulyadi, sebagian besar desa sudah menggunakan teknologi IT untuk pendataan petani yang berhak mendapat subsidi pupuk. Pemerintah juga bisa menggunakan sumber data lain yang selama ini dipakai untuk penyaluran pupuk subsidi. Misalnya data bantuan non tunai, bantuan PKH, bantuan sosial dan lainnya. Hanya saja, data itu hanya untuk lembaga masing-masing dan itu kelemahannya.

Baca Juga:  KPU Karawang Tetapkan Jadwal Debat Publik Calon di Pilkada

“Tinggal persoalannya lagi-lagi ego sektoral yang merusak sistem di negeri ini. Setiap lembaga membangun datanya sendiri-sendiri,” kritik mantan Bupati Purwakarta tersebut.

Namun demikian, Dedi mengatakan, saat ini data untuk penyaluran pupuk subsidi lebih baik diambil dari desa karena dipastikan lengkap, mulai pemilik hingga luasan lahan. Ia meminta pemerintah mempercayakan pada pemerintah desa untuk pendataan calon penerima pupuk subsidi.

“Sekali lagi saya tegaskan, percayakan lah pada desa karena data mereka soal petani sebenarnya lengkap,” ujarnya. (Red)