Minim Pasokan Air, Tanaman Padi di Indramayu Terancam Gagal Panen

JABARNEWS | INDRAMAYU – Minimnya pasokan air baku yang terjadi beberapa hari ini, lebih 1.300 hektare padi yang berada di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terancam gagal panen.

“Ada 1.300 hektare lebih tanaman padi yang terancam gagal panen,” kata Ketua Kelompok Tani dan Nelayan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu Waryono di Indrmayu, Minggu (05/07/2020).

Waryono mengatakan saat ini lahan pertanian khususnya tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur, sangat tergantung dengan hujan serta irigasi dari Waduk Jatigede.

Namun memasuki musim kemarau seperti sekarang tentu membuat aliran air ke sawah yang ditanami padi semakin berkurang dan bahkan sudah tidak bisa lagi mencukupi kebutuhan.

Baca Juga:  Hari Kedua Pencarian Anak Tenggelam di Purwakarta Belum Ditemukan, Ini Kata Polisi

Satu-satunya harapan para petani yaitu irigasi dari Waduk Jatigede, namun sampai saat ini juga belum sampai ke Kecamatan Kandanghaur.

“Para petani sangat membutuhkan air, karena ketika 10 hari ke depan tidak terairi maka tanaman padi akan mati,” ujarnya.

Dia melanjutkan untuk padi yang sudah ditanam dan baru berumur satu bulan hektare di Kecamatan Kandanghaur seluas 1.300 hektare lebih, sedangkan untuk lahan yang baru digarap atau dibajak juga terdapat ribuan hektare.

Baca Juga:  Menteri Edy Minta Data Potensi Panen Perikanan di 34 Provinsi

Untuk itu lanjut Waryono, sangat dibutuhkan pasokan air baku dari Waduk Jatigede, agar tanaman para petani bisa diselamatkan dan tidak kembali gagal panen seperti tahun kemarin.

“Yang kami harapkan ada kebijakan dari Pemerintah Daerah, agar air dari Waduk Jatigede bisa mengairi lahan pertanian,” katanya.

Sementara Plt. Bupati Indramayu Taufik Hidayat menjelaskan, wilayah hilir dari sistem irigasi mendapatkan perhatian serius dan harus mendapatkan perioritas pembagian air.

Baca Juga:  Ini Prakiraan Cuaca Sabtu 12 Januari 2019

Pasalnya, wilayah Kecamatan Kandanghaur, Losarang, dan Gabuwetan sudah mulai kesulitan air. Sementara wilayah yang ada di depan saluran Cipelang sampai saat ini dan beberapa hari ke depan masih cukup aman.

“Saya tegaskan pertanian di hulu saluran ini harus mendapatkan prioritas. Wilayah yang ada di depan masih cukup aman. Para petani juga harus disiplin dalam menggunakan air. TNI dan Polri tetap akan mengawasi pendistribusian air ini,” kata Taufik. (Red)