Modal Dalam Kontestasi Pilkada, Ini Kata Pemerhati Politik Bandung

JABARNEWS | BANDUNG – Tahapan Pilkada Serentak tahun 2020 tengah berlangsung khususnya di Jawa Barat ada beberapa Kabupaten/Kota yang terlibat dalam pilkada serentak tersebut.

Beberapa tips dan trik ataupun pendafat dari sejumlah tokoh makin bermunculan dalam hal mendapatkan kemenangan kontestasi Pilkada 2020 ini.

Seperti yang dikatakan oleh Tavinur S Ramadhani selaku Pemerhati Politik dan Kebijakan Publik sekaligus Sesepuh di Kabupaten Bandung dalam keterangannya yang mengatakan, modal sosial ataupun popularitas sudah tentu dibutuhkan oleh peserta Pilkada ataupu calon.

Baca Juga:  BMPR: 70 Persen Jalan di Jabar Belum Penuhi Standar Keamanan

“Publik akan mudah mengenal seseorang karena telah berkecimpung lama dalam proses kontak sosial. Dan ini menjadi modal untuk mencapai (Pilkada) itu,” katanya Sabtu (1/8/2020)

Ia juga mengatakan, seorang calon yang sudah memiliki modal popularitas ataupun modal sosial relativ lebih mudah membangun imej (citra) kepada masyarakat sehingga menurutnya, dalam proses membangun komunikasinya pun akan lebih mudah.

Baca Juga:  Resmikan Petani Milenial, Ridwan Kamil Perkuat Pangan Pasca Pandemi Covid-19

“Kendati modal kapital (ekonomi) dapat mengangkat imej lebih tinggi, namun diperlukan kapital besar dan berlipat-lipat makanya perlu juga modal sosial,” lanjutnya yang dilansir dari Rmol.

Selain dari modal sosial dan citra sang calon, Tavinur juga mengatakan, hal itu akan menjadi percuma saja jika bahan bakar yang menjadi penunjangnya tidak terpenuhi, seperti yang paling penting itu modal kapital (ekonomi). Namun kata dia, akan membutuhkan ekonomi yang sangat besar jika tidak memiliki modal sosial sama sekali.

Baca Juga:  Peminta Proyek Bawa Ular Piton di KBB Ternyata Timses Bupati

“Ukuran utamanya tetap saja modal kapital. Persoalan, bagaimana membangun imej sang calon, itu masalah belakangan. Imej calon dapat dibangun dengan modal kapital sebagai kayu bakarnya,” tandasnya. (Red)