Pemerintah Larang Mudik Lebaran, tapi Isyaratkan Buka Pintu bagi Wisman

JABARNEWS | BANDUNG – Pemerintah memutuskan meniadakan libur panjang untuk perjalanan mudik Idul Fitri 1442 Hijriyah/2021 Masehi.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam Rapat Tingkat Menteri secara daring, Jumat (26/3/2021).

“Sesuai arahan Presiden dan rapat koordinasi menteri terkait pada 23 Maret 2021 di kantor Kemenko PMK serta hasil konsultasi dengan Presiden, ditetapkan tahun ini mudik ditiadakan,” kata Muhadjir Effendy.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah tengah mempertimbangkan untuk mulai membuka pintu wisata bagi wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia, khususnya Bali.

Baca Juga:  H+2, Arus Balik Lebaran Capai 78 Persen di GT Palimanan

Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, pertimbangan untuk membuka kembali pariwisata lantaran program vaksinasi saat ini tengah dilakukan pemerintah, termasuk untuk wilayah Bali. Hal itu disampaikan Luhut dalam jumpa pers virtual Bali Investment Forum 2021, Jumat (26/3/2021).

“Kapan kita mau buka dengan asing? Itu pembicaraan masih jalan juga. Kami juga melihat mana yang boleh datang ke mari, (yaitu negara) yang (kasus) COVID-nya sudah mulai turun dan (yang sudah mendapat) vaksin juga makin banyak. Sekarang masih dibicarakan mengenai itu,” katanya.

Luhut menambahkan, pemerintah sendiri tengah mengevaluasi kebijakan larangan masuk bagi wisman ke Indonesia melalui rapat pada Sabtu (27/3/2021) besok. 

Baca Juga:  Warga Sei Bamban Sepakat Dukung Petahana Kembali Pimpin Sergai

Namun, mantan Menko Polhukam itu menegaskan kebijakan untuk membuka pariwisata bagi wisman juga harus menggunakan parameter tertentu dan sifatnya resiprokal.

Dia melanjutkan, pembukaan pariwisata pun tidak akan dilakukan secara nasional, melainkan per titik, misalnya hanya di Bali saja.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo menjelaskan sejumlah pertimbangan pemerintah untuk membuka Bali bagi turis asing.

Pertama, yakni negara-negara dengan penyebaran COVID-19 dapat ditangani dengan baik serta program vaksinasi di negara tersebut berjalan dengan baik.

Baca Juga:  Kemendagri Pertimbangkan Tunda Pelantikan Paslon Pilkada Berulang Melanggar

“Karena kita ingin mengurangi risiko ketika kita membuka Bali untuk turis asing,” katanya.

Pertimbangan selanjutnya, lanjut Angela Tanoesoedibjo, yaitu ketersediaan penerbangan langsung (direct flight) dari negara asal wisatawan mancanegara ke Indonesia.

“Karena dengan direct flight juga mengurangi risiko penyebaran,” kata Angela Tanoesoedibjo.

Dia menambahkan, pemerintah juga mempertimbangkan membuka pariwisata Bali untuk turis asing dengan kemampuan finansial yang lebih baik menyusul fokus pemerintah dalam mendorong pariwisata berkualitas (quality tourism).

“Selain itu kita berfokus kepada quality tourism, di mana turis-turis itu yang spending-nya lebih tinggi,” pungkas Angela Tanoesoedibjo. (Red)