Ruang Kelas Rusak Di SMPN 7 Purwakarta Belum Juga Diperbaiki

JABARNEWS | PURWAKARTA – Euforia Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kini tengah dirasakan ribuan siswa baru di seantero Kabupaten Purwakarta. Sesuai namanya, MPLS yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut itu bertujuan mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa baru. Harapannya, siswa baru mudah dan cepat beradaptasi dengan lingkungannya.

Pun halnya dengan SMPN 7 Purwakarta. Sejak Senin hingga Rabu (16-18/7/2018), menggelar MPLS bagi 319 siswa barunya.

Namun, di tengah euforia tersebut, jelas terlihat tiga ruang kelas dalam kondisi rusak berat. Bukan kurang perawatan, bukan pula termakan usia. Ketiga ruang kelas tersebut rusak akibat tertimpa pohon besar yang tumbang akibat angin kencang medio April 2018 lalu.

Baca Juga:  Gugus Tugas Sumedang Laporkan Perkembangan Covid-19, Ini Datanya

Masih hangat dalam ingatan, saat pohon itu tumbang dan menimpa atap tiga kelas di SMPN 7 Purwakarta, para pejabat di Dinas Pendidikan hingga Camat Purwakarta mendatangi sekolah yang berlokasi di bilangan Jalan Veteran itu. Mereka seolah-olah berlomba menunjukkan simpati dan kepeduliannya.

Pihak sekolah pun dijanjikan berbagai bentuk bantuan. Targetnya, saat penerimaan siswa baru nanti kelas yang rusak itu sudah diperbaiki dan siap digunakan.

Ironisnya, hingga hari ketiga MPLS ketiga kelas yang rusak itu kondisinya tak jauh berbeda seperti tiga bulan lalu. Atapnya masih rusak, gentengnya tak lengkap. Bahkan, berisiko menimpa siswa yang lewat di bawahnya.

“Kami sudah sering memasang tali pembatas. Tujuannya agar tidak ada yang melintas. Sayangnya, keberadaan tali pembatas itu kerap hilang, dan meski sudah berkali-kali diingatkan, masih saja ada siswa yang melintas di situ,” kata Kepala SMPN 7 Purwakarta, Dedeh Maemunah, Rabu (18/7/2018).

Baca Juga:  Hindari Sentimen Keagamaan Di Pilpres 2019

Dijelaskannya, kondisi itu sudah seringkali disampaikan ke pihak dinas.

“Kami sering mempertanyakan bantuan, baik ke dinas maupun ke pusat. Namun belum ada jawaban pasti kapan bantuan itu turun. Kami juga sudah menandatangani MoU dengan Kementerian Pendidikan, namun hingga kini belum terealisasi,” katanya.

Imbasnya, kata Dedeh, kenyamanan siswa saat belajar pun terganggu.

“Kami menerima siswa baru sesuai dengan jumlah kuota yang terdaftar di Dapodik, di mana tiap kelas maksimal menampung 32 siswa. Namun dengan kondisi saat ini (tiga kelas rusak, Red.) kami terpaksa mengakalinya dengan menambah jumlah siswa di tiap kelas hingga 40 siswa per kelas,” ujarnya.

Baca Juga:  Duka Awal Tahun 2022, Penyanyi Senior Nindy Ellesse Meninggal Dunia

Senada, Ketua Panitia PPDB yang juga Humas SMPN 7 Purwakarta, Ahmadi, mengatakan, keberadaan SMPN 7 Purwakarta dikelilingi berbagai SD.

“Terlepas dari musibah yang menyebabkan tiga ruang kelas rusak, sudah seharusnya SMPN 7 Purwakarta menambah jumlah kelas jika yang menjadi acuan sistem zonasi,” kata Ahmadi.

Dia berharap, bantuan baik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ataupun Pemkab Purwakarta segera turun.

“Kasihan siswa. Karena yang paling utama adalah kenyamanan siswa saat belajar,” pungkasnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat