“Tantangan terbesar tetap terletak pada penerimaan publik. Stigma terhadap istilah radiasi masih menjadi hambatan utama. Meski aplikasinya sudah terbukti aman dan digunakan luas di berbagai negara maju,” katanya.
Koordinator Kelompok Riset Radiasi Dekontaminasi PRTPR BRIN Murni Indarwatmi memaparkan manfaat iradiasi untuk ekspor pangan. Teknologi ini memungkinkan pengendalian hama tersembunyi tanpa perlakuan manual yang mahal.
“Iradiasi untuk fitosanitari memungkinkan pengendalian hama tersembunyi seperti lalat buah dan kutu putih, tanpa perlu perlakuan manual yang mahal dan memakan waktu. Ini sangat relevan bagi buah-buahan ekspor seperti mangga dan manggis,” paparnya.
Menurutnya, teknologi iradiasi juga unggul dalam sterilisasi produk herbal, daging olahan, dan komponen pangan seperti bubuk cabai dalam mie instan.
“Dengan daya tembus tinggi dan proses tanpa kontak langsung, radiasi memungkinkan perlakuan yang efisien dan higienis, bahkan terhadap produk yang telah dikemas,” ujar Murni.