Banjir Di Kabupaten Bandung Meluas, 3.800 Rumah Terendam

JABARNEWS | KAB. BANDUNG – Akibat banjir yang melanda wilayah selatan Kabupaten Bandung yakni Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang, sebanyak 3.800 rumah terendam. Ketinggian permukaan air sendiri mencapai 160 sentimeter.

Hingga Senin (13/11/2018) siang, jumlah pengungsi di tiga kecamatan itu mencapai 139 kepala keluaga (KK) dengan 447 jiwa.

“Selain merendam ribuan rumah warga, banjir juga mulai merendam beberapa sekolah di tiga kecamatan tersebut di antaranya SDN 1 dan 2 Bojongasih, SDN 1 dan 2 Bolero serta SDN Babakan Leuwibandung di Dayeuhkolot, dan SDN 1 Andir di Kecamatan Baleendah. Sehingga beberapa sekolah juga mulai mengungsi ke posko dan mengajar seadanya,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, melalui Tim Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana, Iyus Setiawan, dikutip tribunjabar.com, Selasa (13/11/2018).

Baca Juga:  Bandung Masih Sering Banjir, DPU Bikin Danau Retensi Lagi

Iyus mengatakan, untuk menampung pengungsi disediakan delapan posko pengungsian.

Kedelapan posko itu yakni shelter pengungsian Dayeuhkolot, Masjid Argadinata, Masjid Mustofa, Masjid Nurul Falah, Masjid Ash Shofia di Dayeuhkolot. Gedung Inkanas (Institut Karate-Do Nasional) dan shelter Parung Halang di Baleendah, dan posko Gudang Teggo di Bojongsoang.

Baca Juga:  Video: Kerajinan Tangan Dari Desa Sukaraja Yang Mendunia

Ditambahkannya, karena volume banjir meningkat sehingga berdampak pada meluasnya area banjir, mulai Senin kemarin jumlah posko pengungsian bertambah menjadi delapan titik.

“Mulai Minggu malam ada peningkatan yang signifikan tinggi air mencapai hampir dua meter. Makanya jadi mulai banyak pengungsi karena banyak rumah yang kembali terendam,” katanya.

Salah satu pengungsi di Shelter Dayeuhkolot, Tita Kusmiati (45), menyebutkan, dirinya mulai mengungsi sejak Kamis (8/11/2018) malam dikarenakan rumahnya di RT 01/14 Kampung Bojongasih Desa/Kecamatan Dayeuhkolot terendam banjir.

Baca Juga:  BMKG Laporkan Gempa Bumi 4.5 M Guncang Garut, Tak Berpotensi Tsunami

“Mengungsi sudah menjadi kegiatan rutin warga setempat karena langganan setiap bulan. Tita dan warga lainnya mengaku sudah antisipasi sebelumnya, jika musim hujan tiba mereka akan siap-siap mengungsi,” katanya.

Pengungsi lainnya, Neti (39), warga RW 09 Kampung Jambatan, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, mengatakan, dirinya bersama 64 KK lainnya mengungsi di Gedung Inkanas Baleendah.

“Saya baru mendapat bantuan sembako dari Kecamatan melalui kelurahan berupa mi instan, sarden, beras, saus, dan kecap,” terangnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat