Berikut Lima Bahaya Kerokan, Bahkan Bisa Stroke

JABARNEWS | BANDUNG – Kerokan merupakan salah satu terapi alternatif tradisional yang sering digunakan di negara-negara Asia, termasuk di Indonesia. Terapi menggunakan alat khusus atau koin yang digosokkan pada permukaan kulit ini juga ditemukan di Tiongkok.

Bagi sebagian orang, kerokan menjadi salah satu cara untuk membuat badan terasa lebih bugar. Beberapa orang melakukan kerokan saat merasa masuk angin atau tak enak badan. Saat melakukan kerokan badan akan dikerok dan akan terlihat bekas warna merah di kulit.

Dilansir dari beberapa sumber kerokan dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, di antaranya:

1. Melebarkan Pori-Pori – Kerokan dapat menyebabkan pori-pori menjadi terbuka dan lebar. Hal ini dapat terjadi karena, saat melakukan kerokan permukaan kulit akan secara langsung bergesekan dengan benda tumpul. Menurut pakar kesehatan, pori-pori yang melebar dapat menyebabkan berbagai virus dan bakteri masuk ke dalam tubuh atau peredaran darah. Sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit.

Baca Juga:  Hot Deals: Gaet Wisatawan, Tingkatkan Ocupansi Hotel Di Kota Bandung

2. Berisiko menimbulkan perdarahan – Kerokan tidak seharusnya menyebabkan perdarahan. Namun, jika tekanan yang diberikan di kulit dilakukan secara berlebihan, maka pecahnya pembuluh darah kapiler tidak hanya akan menghasilkan memar, tapi juga perdarahan minor.

3. Menyebabkan memar dan bengkak di area yang dikerok

Proses kerokan membuat pembuluh darah kecil di bawah permukaan kulit yang disebut pembuluh darah kapiler, pecah. Hal ini membuat kulit jadi terlihat memar dan merah setelah terapi ini selesai dilakukan. Pada beberapa orang, pembengkakan juga bisa muncul di area kulit yang dikerok. Umumnya, memar dan pembengkakan yang terjadi akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari atau minggu.

Baca Juga:  Polres Bandung Bongkar Peredaran Narkoba Di Lapas Jelekong

4. Dapat Menyebabkan Stroke – Bahaya kerokan salah satunya yaitu dapat menyebabkan stroke. Hal ini dikarenakan saat kerokan, pembuluh darah akan mengalami pelebaran sehingga dapat berpotensi akan pecah. Pada beberapa orang, bahkan terjadi bekas biru atau ungu dikarenakan pecahnya kapiler darah yang berukuran besar.

Baca Juga:  Mengidap Kanker, Kepala Pusdatinmas BNBP Meninggal Dunia di China

Apabila kerokan terus dilakukan, maka resiko terserang stroke ringan maupun berat akan lebih besar. Perubahan aliran darah kecil ke besar sangat berbahaya dan mengganggu kesehatan dalam jangka panjang.

5. Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Prematur – Bagi ibu hamil, sebaiknya tinggalkan kebiasaan kerokan. Ibu hamil yang sering melakukan kerokan akan lebih banyak memproduksi hormone sitoksin yang dapat memicu kontraksi dini dan menyebabkan bayi terlahir prematur. Bayi yang terlahir prematur akan memiliki risiko tinggi untuk terkena berbagai masalah kesehatan yang berbahaya.

Penulis: Muhammad Amaludin