Dollar Naik, Pariwisata Untung?

JABARNEWS | JAKARTA -Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan sektor pariwisata bisa mendapatkan efek positif dari depresiasi nilai tukar rupiah yang telah menyentuh level Rp.14.150 per dolar AS pekan lalu.

“Secara teoritis memang begitu, jadi kebalikan dari impor. Pariwisata itu seperti ekspor,” ujar Arief dikutip dari cnbcindonesia, Minggu (20/5/2018).

Baca Juga:  Banjir Jakarta, Anies Baswedan: Atas Izin Allah Satu Hari Kering

Semakin rendah harga rupiah, price competitiveness kita akan meningkat. Artinya mereka (wisatawan asing) menggunakan dolar AS (dalam jumlah yang) lebih sedikit ketika berwisata ke Indonesia.

Nilai tukar rupiah terhadap greenback melanjutkan pelemahannya pada penutupan perdagangan hari Jumat (18/5/2018) dan ditutup di level Rp 14.150. Rupiah melemah 0,73% hari Jumat dibandingkan penutupan hari sebelumnya.

Baca Juga:  Mobil Seruduk Truk Mogok di Rancaekek Satu Orang Tewas

Selain itu, Arief juga optimis sektor pariwisata Indonesia bisa segera pulih dari bayang-bayang peristiwa serangan teror bom di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Dia menyebut hingga akhir pekan ini belum ada negara yang melansir larangan bepergian ke Indonesia atau travel ban. Saat ini, ada 14 negara yang sebatas mengeluarkan imbauan perjalanan.

Baca Juga:  Sudah 2021, TOD Kereta Cepat di Walini Belum Ada Izin Tata Ruang

“Kalau sekarang masih trip advisory, ini masih belum ada dampaknya,” kata Arief usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara buka puasa bersama, akhir pekan kemarin. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat