Eksploitasi Capai 1053 Km2, Sirnalanggeng Tinggal Sepotong

JABARNEWS | KARAWANG – Pertambangan batu di gunung Sirnalanggeng, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat sudah sampai pada taraf yang sangat memprihatinkan. Kini Gunung Sirnalanggeng tampak tinggal sepotong saja.

Di bagian selatan lereng gunung tersebut, pepohonan sudah lenyap. Mulai dari kaki gunung sampai puncak, yang nampak hanya bongkahan dan retakan bebatuan besar. Saat detik mengunjungi tempat itu pada Senin (7/5/2018), puluhan penambang beraktivitas di lereng-lereng gunung, sejumlah kendaraan berat dan truk pengangkut nampak lalu lalang sejak pagi hingga tengah hari.

Baca Juga:  Tilap Dana Bansos, Sekdes di Bogor Jadi Buronan Polisi

Hasil pengukuran geospasial Koalisi Melawan Tambang (KMT) Kabupaten Karawang pada Desember 2017 menunjukkan eksploitasi di Sirnalanggeng sudah mencapai 1,053 Km2. Dengan ketinggian mencapai 150 meter, pengerukan bebatuan andesit di gunung itu sudah mencapai hampir 40 persen.

Baca Juga:  Nasfa Membaik, Terima Kasih RSUD Bayu Asih

“Penambangan telah merubah bentuk dan ekosistem gunung Sirnalanggeng. Berdasarkan penelitian kami, mata air di gunung itu telah hilang karena telah habis ditambang. Dampaknya, Sungai Cicaban dan Sungai Cipagadungan menjadi kering saat kemarau,” ujar Yuda Febrian Silitonga, dari KMT Karawang saat dihubungi awak media beberapa waktu lalu.

Hilangnya mata air di gunung Sirnalanggeng juga berdampak pada Kanal Irigasi Tarum Barat. Menurut Yuda, air di kanal irigasi untuk pertanian itu berkurang hingga 10 liter per detik. Alhasil, pasokan air bagi DKI juga berkurang. Data dari PAM Jaya menunjukkan, setelah air di Sungai Cicaban dan Cipagadungan berkurang, mereka defisit air hingga 4.500 liter per detik. [jar]

Baca Juga:  Kepala Departemen FKM UI Jelaskan Alat Pendeteksi Covid-19 Baru Bernama GeNose

Jabarnews | Berita Jawa Barat