Harga Emas Makin Berkilau

JABARNEWS | SUKABUMI – Memasuki hari kelima bulan Ramadan, harga emas di Pasar Tradisional Panggeleseran, Desa Kertaraharja, Kecamatan Cikembar, mulai merangkak naik. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, diduga kuat menjadi penyebab utama kenaikan harga satuan emas ini.

Berdasarkan pantauan Radar Sukabumi, kenaikan harga emas ini tidak hanya awal bulan Ramadan saja, melainkan sudah berlangsung sekitar sebulan lalu. Kenaikan pun cukup signifikan, yakni sekitar 10 persen.

“Sebelumnya, harga jenis emas muda kisaran harga Rp.200 Ribu per gramnya. Namun untuk saat ini, naik menjadi Rp.220 Ribu per gramnya,” jelas pedagang perhiasan di Toko Mas Indah 2, Cece (33), warga Kampung Kertaraharja, Kecamatan Cikembar, dikutip dari Radar Sukabumi, Senin (21/5/2018).

Baca Juga:  Soal Kasus Penghinaan Bahar bin Smith, Ma'ruf Amin: Pendakwah Menasihati Bukan Menyakiti

Kenaikan harga emas ini, sambung Cece, dipengaruhi olehbeberapa faktor.Diantaranya melemahnya rupiah terhadap dolar dan langkanya persediaan stok emas. Terlebih lagi saat ini, jumlah produksi emas di dunia susah untuk menambang.

“Permintaan emas di tengah-tengah masyarakat pada bulan Ramadan dan jelang Idul Fitri biasanya meningkat, sementara stok emasnya sedikit. Sehingga harga emas mengalami peningkatan, seperti sekarang,” ujarnya.

Baca Juga:  Gaya Jokowi di Sukabumi

Lebih lanjut ia menjelaskan, kenaikan harga emas ini tidak berpengaruh terhadap jumlah pembeli. Sebab, saat ini pola pikir masyarakat terhadap investasi emas masih tetap dipercaya di tengah-tengah kalangan masyarakat dibanding investasi lainnya.

“Meskipun harganya mengalami kenaikan, tetapi warga masih banyak yang datang untuk membeli emas. Apalagi saat ini jelang hari raya Idul Fitri, banyak warga membeli emas untuk berinvestasi,” paparnya.

Baca Juga:  PBNU Kutuk Pelaku Pengeboman Gereja Di Surabaya

Masih di tempat yang sama, seorang warga Kampung Pasirmalang, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Risma (32) mengatakan, saat ia membeli emas, selain dijadikan perhiasan juga sebagai barang yang bisa dijadikan investasi.

Sebab menurutnya, investasi melalui logam mulia ini merupakan salah satu bentuk investasi yang likuid dan tidak mudah tergerus inflasi. “Nanti kalau saya butuh uang, tinggal dijual lagi emas ini. Apalagi jelang Idul Fitri kebutuhan bahan pokok biasanya selalu meningkat,” pungkasnya. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat