Lebih Mengenal Taufik Hidayat, Sebagai Legenda Bulu Tangkis Indonesia

JABARNEWS | BANDUNG – Taufik Hidayat yang lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 10 Agustus 1981 merupakan seorang legenda mantan pemain bulu tangkis tunggal putra untuk Indonesia. Awalnya ia bermain di klub SGS Elektrik Bandung.

Putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini adalah peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final.

Pada 21 Agustus 2005, dia menjadi juara dunia dengan mengalahkan pemain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia BWF dan Olimpiade secara berturut-turut. Selain itu, ia juga memegang gelar juara tunggal putra Asian Games 2002 di Busan dan 2006 di Doha.

Baca Juga:  Kota Bandung Akan Terima Jutaan Dosis Vaksin Pada Bulan Agustus

Ia juga pernah mencatatkan namanya dalam sebuah rekor sebagai pemain tunggal putra dengan pukulan smash tercepat yang mencapai 305 km/jam pada semifinal Kejuaraan Dunia 2006 yang diselenggarakan di Spanyol yaitu Madrid.

Legend satu ini juga dikenal dengan pukulan backhand smash tercepat yang mencapai 206 km/jam, sehingga banyak pemain lain yang mencoba untuk melakukan hal tersebut, namun belum ada yang sebaik Taufik. Taufik juga dapat melakukan pukulan drop shot dan permainan net dengan baik.

Baca Juga:  PKK Miliki Peran Penting Dalam Program KB Bagi Masyarakat Hingga Posyandu

Taufik mundur dari Pelatnas Cipayung pada 30 Januari 2009. Setelah itu ia menjadi pemain profesional. Pada November 2012, Taufik membangun sebuah pusat pelatihan bulu tangkis yang bernama Taufik Hidayat Arena (THA), berlokasi di Ciracas, Jakarta Timur. Taufik juga menjadi bintang iklan Yonex dalam pengadaan alat bulu tangkis.

Baca Juga:  Ke RSUD Sayang Cianjur Tanpa Mobil Dinas, Bupati Kasihan ke Masyarakat

Dalam hubungan asmara ia menikahi Ami Gumelar, putri Agum Gumelar dan Linda Amalia Sari. Mereka telah dikaruniai seorang putri pada tanggal 3 Agustus 2007, yang kemudian diberi nama Natarina Alika Hidayat.

Kelahiran putrinya ini tepat beberapa hari sebelum ia berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia. Kemudian mereka telah dikaruniai seorang putra pada tanggal 11 Juni 2010, yang kemudian diberi nama Nayutama Prawira Hidayat.

Penulis: Muhammad Amaludin