Olah Limbah Dapat Rp. 100 Juta Sebulan

JABARNEWS | KAB.SUKABUMI – Bermodal keinginan dan ketekunan, Martin Harnudin, warga Kampung Bojong Warung, RT 2/3, Desa Bojong, Kecamatan Cikembar berhasil menyulap bambu yang berada di sekitar rumahnya menjadi berbagai macam kerajinan bernilai rupiah. Seperti ide kreatif, Martin pria yang lahir pada 41 tahun silam ini.

Bagi sebagian orang, setelah pohon bambu dijadikan pagar rumah atau tiang penyangga bangunan, limbahnya acap kali dibuang atau langsung dibakar. Karena mengira, limbah tersebut tidak bisa lagi dipergunakan atau dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.

Namun tidak bagi Martin Harnudin. Lewat tangan dan ide kreatifnya, limbah bambu itu disulap menjadi kerajinan yang bernilai jutaan rupiah. Dimulai dari miniatur, interior rumah, tas, teko atau tempat, gelas, baki, gazebo, kursi, meja dan peralatan dapur lainnya untuk keperluan ibu rumah tangga.

Ya, sungguh luar biasa hasil kerajinannya itu. Nampak cantik, serta dipastikan setiap orang yang melihat ingin memilikinya. Sosok inspiratif itu, pun akhirnya bersedia membagi kisah kerajinan tangannya kepada Radar Sukabumi.

Baca Juga:  Anggota DPRD Kota Bandung Ditangkap Polisi di Padang

“Awalnya, kerajinan bambu ini saya ketahui dari sepupu yang bekerja sebagai TKI di negara Timur Tengah. Setelah itu, saya coba-coba membuatnya,” ujar Martin dikutip dari radarsukabumi, Senin (14/5/2018).

Bagaimana tidak, karena memang hasil keuletannya itu memang sangat menarik. Luar biasanya, meskipun kreasinya itu baru, tapi peminat hasil kerajinannya itu tidak hanya dari dalam negeri, melainkan langsung sampai ke luar negeri.

“Setelah saya berhasil membuat satu karya dan menyampaikannya kepada sepupu saya itu, ternyata ada yang minat. Dari situlah, beberapa pesanan pun mulai bermunculan,” akunya bangga.

Pria bertubuh gimpal itu juga mengaku, menggeluti usaha kerajinan bambu baru dua tahun. Tentu usia ini sangat muda, bisa sampai ke luar negeri.

Namun karena hasilnya menarik, sehingga tak heran bila diusia seumuran jagung, produksinya bisa menembus manca negara. “Baru dua tahun saya menggelutinya. Tapi Alhamdulillah pemasaran sudah sampai ke luar negeri,” jelasnya.

Baca Juga:  Listrik Mati Melulu, Warga Ancam Laporkan Ke Pusat

Soal waktu dalam pembuatan kerajinan ini, Martin menyebutkan mendasar pada jenis dan ukuran pesanan. Ia mencontohkan dalam hal pembuatan gazebo. Menurutnya, untuk menghasilkan yang optimal, dirinya membutuhkan waktu paling lama satu bulan.

Sebab menurutnya, perlu keuletan dalam pengerjaannya supaya bisa menghasilkan kerajinan yang cantik. Sementara untuk pembuatan tas dan sejumlah peralatan dapur lainnya, ia dengan enteng hanya membutuhkan waktu selama satu hari.

Martin pun tak sungkan membuka rahasia proses pembuatan kerajian itu. Ia menjelaskan, tahapan pertama adalah proses pemilihan bambu yang lurus dan diameternya disesuaikan dengan kebutuhan.

Setelah itu, langsung proses pengawetan bambu dengan cara diasap dan dijemur. Selanjutnya dipotong sesuai ukuran, kemudian membuat pola dasar atau kerangka. Sementara untuk bahan penunjang yang lainnya, ia telah mempersipkan tali dari ijuk, alang-alang dan paku.

Baca Juga:  Begini Cara Wali Kota Bandung Ajak Warganya Disiplin

Bambu yang digunakan adalah bambu jenis mayan. Karena bambu ini selain tahan patah, jamur dan tahan rayap, juga sangat kuat meskipun disimpan di daerah dengan suhu setinggi apapun.

“Kalau basah, bambu mayan akan terlihat hijau. Tetapi, jika sudah dikeringkan akan berubah menjadi putih. Jenis bambu ini sangat cocok digunakan di negara Timur Tengah sesuai dengan suhunya yang panas,” imbuhnya.

Dari hasil kreatifitas yang seumur jagung itu, Martin mengaku dapat menopang ekonomi kehidupan Martin. Dalam satu bulannya, ia selalu mengirim hasil kerajinan sekitar satu kontainer untuk di pasarkan di negara Timur Tengah. “Dalam satu bulan saya bisa menghasilkan lima set. Jika dinominalkan, itu sekitar Rp.100 Juta,” ceritanya. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat