Pecinta Ikan Cupang Di Purwakarta, Dari Hobi Jadi Pundi-pundi Penghasilan Tambahan

JABARNEWS | PURWAKARTA – Hobi bisa jadi sumber pundi-pundi bagi yang menjalani secara tekun. Hamada Djauhari (30) sudah menunjukkannya. Kecintaan pada ikan cupang membawanya menjadi jawara cupang hingga ke luar negeri.

Tanpa bosan. Itulah yang ditunjukkan warga Kampung Warung Kadu, Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta ini. Dia mantap memilih ikan cupang sebagai hobi sekaligus sumber pundi-pundi uang.

Bahkan, hobinya itu telah membawa Hamada Djauhari langganan juara kompetisi ikan cupang. Baik di kancah regional maupun nasional. Pasar ekspor pun kini tengah dijajaki pria yang juga bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta di Purwakarta itu.

“Ikan cupang itu enggak ada matinya. Perawatannya mudah dan perputaran uangnya juga cepat,” kata Hamada, saat ditemui di kediamanya, Selasa (15/1/2019).

Sudah lama Hamada menyukai ikan mungil dengan ekor rumbai tersebut. Eksotika ikan cupang selalu membuat Hamada kesengsrem. Tidak pernah bosan.

“Bahkan, dulu rumah sampai penuh sama ikan cupang, dan saya punya cupang jumbo yang paling besar di antara ukuran cupang pada umumnya,” kenangnya.

Kecintaan Hamada bertahan hingga dirinya mulai bekerja di sebuah rumah sakit di wilayah Jakarta. Di sanalah Hamada mulai mencoba banyak bertemu dengan para pencinta ikan cupang yang sudah cukup berpengalaman.

“Waktu itu, sama sekali tidak ada pikiran untuk menjadikan hobi tersebut sebagai ladang bisnis. Semua dijalani atas dasar kegemaran pada ikan mungil itu,” kata pria kelahiran Purwakarta itu.

Baca Juga:  Ayahnya Meninggal, Di Penjara Zumi Zola Sangat Terpukul

Menurut dia, agar budidaya ikan cupang hasilnya bagus, kualitas air yang digunakan juga menjadi pertimbangan.

“Untuk ikan cupang hias tidak bisa pake sembarang air kalau ikannya mau bagus dan panjang umur. Harus pake air yang ph nya seimbang,” ungkapnya.

Hasil budi dayanya, lanjut dia, dirinya mengklasifikasi jenis ikan, apakah ikan hias atau aduan. Termasuk memilih untuk ekspor yang harus memenuhi kualifikasi tersendiri. Oleh karena itu, Hamada tidak bisa serta-merta mengekspor ikan yang kualitasnya biasa-biasa saja.

“Minimal yang diekspor itu sudah pasti masuk nominasi kalau dilombakan,” terangnya.

Dengan begitu, dia mampu menjaga kualitas dan kepercayaan konsumennya di luar negeri.

“Kalau ada yang kualitas super, langsung saya e-mail gambarnya dan kirim ke sana. Saat ini saya ekspor ke Singapura, Malaysia, dan Thailand. Tapi saya sih punya langganan tetap dari Singapura,” ungkap Hamada.

Pengiriman dilakukan dengan membungkus ikan dalam kantong plastik dan ditambahkan oksigen. Setelah itu, ikan ditaruh dalam boks styrofoam dan dikirim. Ikan akan melalui proses karantina. Hingga sampai Singapura mungkin dibutuhkan waktu 5 sampai 6 hari.

“Dan ikan itu tidak dibuka atau diberi makan sama sekali. Ikan cupang itu kuat,” terangnya.

Menurut dia, kualitas ikan cupang Indonesia sangat bagus bagi pasar luar negeri. Terutama di Singapura, ikan cupang miliknya sangat disukai.

Baca Juga:  Begini Cara Menaikan Omset Pendapatan Bisnis Saat Pandemi Covid-19

“Di sana dipakai untuk kontes ikan cupang juga,” ucapnya.

Menurut dia, cuaca di Indonesia sangat membantu membentuk kualitas ikan cupang. Untuk meningkatkan kualitas misalnya, ikan setiap hari harus dijemur.

“Tiap hari harus dijemur 10 – 15 menit. Itu biar bulunya buka, dan disimpan di tempat gelap biar warna sempurna,” ujarnya.

Pada dasarnya, ikan cupang terdiri atas tiga jenis. Yaitu, ikan cupang alam, ikan cupang hias, dan ikan cupang aduan. Masing-masing punya karakteristik dan keunikan sendiri. Misalnya, ikan cupang hias lebih mengedepankan penampilan dan rumbai ekor.

“Ikan cupang hias kalau dilombakan itu ganteng-gantengan,” terang pria yang telah mengikuti beberapa kejuaraan tingkat nasional itu.

Salah satu yang terkenal dari ikan cupang adalah sebagai ikan aduan. Jenis ikan aduan itu punya bentuk dan postur yang lebih simpel. Ekornya pun biasa tanpa rumbai seperti yang dimiliki ikan cupang hias.

“Ikan cupang aduan memang didesain untuk bertarung sampai mati. Kalau lomba ikan aduan, penentuan menangnya kalau enggak mati, ya salah satunya lari,” ujarnya.

Ikan cupang alam sekarang semakin sulit dicari. Sebab, habitatnya terbatas. Sebaran ikan cupang alam berada di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

“Untuk sekarang belum bisa menyediakan cupang alam. Soalnya, sangat sulit carinya,” terang Hamada.

Baca Juga:  Berkah Ramadhan Bank BJB Berbagi dengan Yatim dan Dhuafa

Sekarang Hamdan berfokus menjual ikan cupang hias untuk di lombakan. Dia memiliki sebuah outlet khusus ikan cupang yang diberi nama Gudang Cupang, di Kampung warung kadu, Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta.

Di outlet miliknya tersedia berbagai kualitas ikan cupang tersedia. Mulai yang harganya puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.

“Yang paling murah biasanya Rp 10–100 ribu. Yang paling mahal bisa sampai Rp 300 ribu. Untuk kualitas ekspor bisa mencapai USD 70 sampai USD 100 per ekor,” jelasnya.

Untuk pemasaran biasa, Hamada menggunakan penjualan secara online di Facebook dengan mengirimkan inbox ke akun facebook miliknya yang bernama Hamada Djauhari Djauhari.

“Ya biasanya sih para pembeli langsung inbox ke saya dengan melihat foto ikan yang saya upload, tapi untuk langganan tetap saya kirim email jika ada ikan yang bagus,” ucapnya.

Selain itu, dirinya juga mengedukasi kepada para pecinta cupang pemula secara gratis bagi yang mau ikut-ikut kontes.

“Alhamdulillah di Purwakarta sudah mulai banyak peminat cupang kontes. Bagi yang mau belajar cara merawat cupang hias untuk ikut kontes silahkan datang saja ke rumah, saya akan bagi pengalaman saya waktu ikut lomba dulu dan bagaimana caranya agar cupang cantik serta menang lomba,” pungkasnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat