Rebut Hati Pembaca, Jurnalis Harus Terus Asah Kemampuan Menulis

JABARNEWS | MAJALENGKA – ‎Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Majalengka menggelar diskusi tentang indept reporting bersama jurnalis senior Kompas. Diskusi antar sesama jurnalis ini diperlukan untuk penyegaran sekaligus menambah wawasan.

Dengan gayanya yang santai, Wartawan Senior Kompas, Windoro‎ mengatakan bahwasanya tugas para jurnalis harus terus mengasah kemampuan dalam hal pengetahuan. Dengan begitu, maka jurnalis tidak hanya terfokus pada satu sudut pandang, namun harus menggali sudut pandang lainnya.

“Tentang menulis berita indept news, wartawan harusnya terus menulis berita secara running, jadi tidak selesai satu berita. Pengalaman saya meringkasnya jadi 12 sesi berita. Akhir tulisan berita running itu saya buat feature. Feature itu merupakan rangkuman dari pandangan wartawan setelah melakukan penggalian informasi,” ujar wartawan yang pernah beberapa kali ke luar negeri, Jumat sore (23/11/2018).

Baca Juga:  Warga Tolak Rumah Deret, Minta Mediasi

Diskusi ini berlangsung di sekretariat PWI Perwakilan Majalengka di jalan gerakan koperasi.

Windoro menambahkan yang harus dipahami oleh jurnalis ketika mau membuat karya tulis, saat ini bukan unsur logika. Tetapi yang paling penting dan paling utama adalah merebut hati pembaca.

“Nomor satu itu bukan logika, tetapi yang paling utama adalah bagaimana merebut hati pembaca dengan kalimat yang menyentuh, halus dan penuh empati,” ujarnya.

Baca Juga:  17 Desa Di Kabupaten Bekasi Terancam Banjir

Windoro menjelaskan jurnalis harus terus mengasah kemampuan dengan membuka sejumlah referensi, mempunyai data, harus cover bothside dan tahu suasana di lapangan/lokasi.

Bahkan untuk meperlancar kosakata dan perbendahraan kalimat‎, ia menyarankan agar wartawan meluangkan waktu membaca sastra atau buku-buku novel.

“‎Tetap mengedepankan emosi empati, jadi tugas wartawan bukan hanya mencatat apa yang diumumkan narasumber, tapi menyusunnya menjadi menarik. Pola kerja indeptnews itu yakni literatur, cover both side, suasana dan punya ‎data,” tandasnya.

Baca Juga:  Krisis Air, Oded Sarankan PDAM Kelola Limbah Untuk Tambah Debit Air

Wartawan senior lainnya, Hasan Ma’arif mengatakan kesalahan para jurnalis saat ini, yang masih dilakukan yakni kebanyakan tulisan berita konflik, sedikit sekali yang cover both side.

“Saat ini saya perhatikan, cukup banyak tulisan berita konflik namun miskin narasumber. Dengan kata lain masih satu pihak. Padahal berita yang baik dan sesuai kode etik jurnalistik, berita konflik itu harus dari kedua belah pihak,” ujarnya.

Ketua PWI Majalengka, Jejep Falahul Alam mengatakan diskusi ini sengaja digelar untuk merefresh wartawan Majalengka, sekaligus membuka jalur silaturahmi. (Rik)

Jabarnews | Berita Jawa Barat