Sabet Emas 10 Kali, Atlet Paralimpik Ini Kini Jualan Kerupuk

JABARNEWS | BANDUNG – Sabet sekitar sepuluh medali emas ternyata tidak membuat atlet Paralimpik Jawa Barat, Ganjar Jatnika hidup sejahtera. Kini sang atlet lari 100 meter tersebut menjalani profesinya sebagai tukang kerupuk.

Diungkapkan Ganjar bersama lima atlet disabilitas lainnya, setelah menggugat National Paralimpic Committee of Indonesia (NPCI) atas kasus pungutan liar (Pungli) terhadap bonus-bonus atlet berprestasi, nama-nama mereka kemudian di blacklist untuk mengikuti Asian Pharalimpic September mendatang.

Baca Juga:  Tiga Cara Menyiasati Rumah Agar Terasa Sejuk, Bisa Bikin Nyaman

“Saya sudah meraih emas sebanyak sepuluh kali dari delapan event olahraga, yang terakhir itu di Sea Games Singapur tahun lalu. Saya sebutkan saja salah satunya Pekan Olahraga Nasional 2012, waktu itu saya mendapat bonus 62 persen dan dipotong NPCI 25 persen,” katanya saat ditemui di GOR Pajajaran, Kota Bandung, Selasa (7/8/2018).

Selain itu, diakuinya disetiap even olahraga yang dilakoninya sebanyak delapan kali, ia dan atlet disabilitas lainnya selalu mendapat potongan bonus sebanyak 25%.

Baca Juga:  Jumlah Kendaraan Menurun 22 Persen di H-2 Lebaran

“Setiap menang even kami dipotong 25 persen, sedangkan kebanyakan kebutuhan saya didapat dari profesi saya sebagai atlet,” ungkapnya.

Ditambahkannya, Ganjar sangat menyayangkan atas sikap NPCI karena tidak hadir pada proses mediasi yang sudah digelar tujuh kali di Pengadilan Negeri, meski sudah mendapat arahan dari Menpora untuk bertemu di Purwakarta saat para atlet melakukan long march.

Baca Juga:  Kritik Pedas Haji Aming Untuk Kinerja Pj Bupati Purwakarta

“Dari pihak NPCI dari selama proses mediasi di pengadilan sudah tujuh kali sidang nggak pernah datang prinsipilnya dan dilimpahkan ke kuasa hukumnya. Jadi NPCI itu pengecut lah, karena mereka memang benar salah dan tidak berani menghadapi kami-kami,” pungkasnya. (Ted)

Jabarnews | Berita Jawa Barat